Benang-benang saffron dipetik dari bunga Crocus sativus. Karena dalam satu bunga hanya ada sedikit benang sari, belum lagi harus diambil satu per satu dengan tangan. Karena itulah saffron menjadi rempah termahal di dunia.
Menurut William Wongso, pakar kuliner, harganya bisa mencapai Rp 100 juta per kg. Untunglah penggunaannya juga tidak banyak. Cukup dua helai per masakan jika kualitas saffronnya bagus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditemui Detikfood di acara Culinary Connections India-Indonesia, Kamis (28/03/13), Nina menghadirkan hidangan gurih dan manis berbahan saffron. Ia membuat Yakhni Pulao (sejenis nasi kebuli) serta es krim dengan saffron dan pistachio.
Sebelum dicampurkan dalam masakan, saffron dihancurkan terlebih dahulu. Kemudian, rempah ini direndam dalam air panas selama beberapa menit. Saffron memiliki aroma seperti madu dengan jejak rumput, begitupun dengan rasanya. Saffron akan menghasilkan warna kuning-oranye dalam makanan.
"Nah, saffronnya orang Indonesia adalah kunyit," kata William saat ditemui Detikfood di acara yang sama. Ia mempraktikkan cara membuat Nasi Kebuli Kambing dengan Pacri Nanas yang menggunakan kunyit.
Di beberapa negara, kunyit yang menghasilkan warna kuning terkadang dijadikan alternatif yang lebih terjangkau dari saffron. Kunyitpun memiliki manfaat kesehatan yang agak berbeda dibanding saffron.
Dari beberapa penelitian, disimpulkan bahwa kunyit berefek potensial pada penyakit kanker, alzheimer, arthritis, diabetes, dll. Kunyit juga disebut-sebut memiliki manfaat antijamur dan antibakteri.
Sementara itu, beberapa studi menyebutkan bahwa saffron memiliki sifat antikanker, antimutagen, immunomodulating, dan antioksidan. Saffron juga sangat baik untuk mengatasi depresi dan melindungi mata.
(flo/odi)