Nasi merupakan salah satu makanan pokok di Indonesia, Jepang dan Hongkong. Biasanya dikonsumsi bersama lauk-pauk dan sayuran. Nasi bertekstur empuk dan rasa manis akan keluar setelah dikunyah. Sejumlah nutrisi yang tersimpan didalamnya diketahui dapat mengurangi risiko kanker.
Seorang profesor dari Universuty of Canterbury bernama Ann Richardson menyatakan, perubahan pola makan yang terjadi setiap tahunnya berkaitan dengan kejadian kanker usus di dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama 20-30 tahun terakhir diketahui konsumsi nasi di Jepang dan Hongkong mengalami penurunan hampir 50 persen. Hal ini juga diakui oleh Richardson. Sedangkan Cina dan India tidak mengalami penurunan jumlah konsumsinya. Mereka memiliki risiko lebih rendah terkena kanker usus.
Bronwen King selaku manager program Population Health Nutritionist and Appetite for Life menyatakan, diet rendah serat, tinggi lemak dan kurang olah raga dapat meningkatkan risiko terkena kanker usus. Nasi diketahui mengandung banyak serat yang baik untuk kesehatan usus.
Meskipun belum ada bukti laboratorium yang menunjukkan bahwa nasi atau beras dapat melindungi kanker usus. Dari hasil studi menunjukkan bahwa konsumsi nasi secara rutin dapat mengurangi risiko terkena kanker usus.
(dyh/odi)