Dalam penelitian terhadap tikus, peneliti menemukan bahwa resiko kanker usus sangat dipengaruhi oleh zat besi dan gen yang disebut APC. Ketika gen APC rusak, tikus yang diberi asupan tinggi zat besi, dapat mengembangkan penyakit dua atau tiga kali lebih banyak.
Sedangkan tikus yang diberi diet rendah zat besi tetap bebas dari kanker, bahkan jika gen tersebut cacat. Kepala penelitan Prof. Owen Sansom, wakil direktur Cancer Research Institute di Glasgow, Inggris mengatakan “kami telah membuat langkah besar dalam memahami bagaimana kanker usus dapat berkembang.”
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiap tahun lebih dari 41.000 orang di Inggris didiagnosis menderita kanker usus. Sekitar 16.000 meninggal akibat penyakit tersebut. Sebelumnya para peneliti telah memperkirakan bahwa daging merah memberikan kontribusi pada sekitar 17.000 kanker usus selama setahun.
Tetapi perkiraan ini didasarkan pada dua faktor makanan yang berbeda dan dianggap berperan dalam meningkatkan kanker usus. Karena zat yang disebut heme, yang memberikan daging berwarna merah, dapat merusak lapisan usus besar ketika membakar daging dan akhirnya menghasilkan senyawa penyebab kanker.
(flo/odi)