Sekelompok ilmuwan berusaha mencari jejak minyak zaitun dari gerabah kuno. Setelah berbagai pengamatan, ternyata begini hasilnya.
Makanan yang kini dikonsumsi masyarakat modern tidak terlepas dari jejak peninggalan nenek moyang. Bahkan melalui makanan, budaya di masa lampau juga dapat dipelajari.
Salah satunya tergambar dari penemuan para arkeolog yang tak hanya mengungkap fosil hewan saja. Ada juga beberapa fosil makanan yang berhasil ditemukan dan mengungkap sejarah baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari Popular Science, Minggu (7/12), Rebecca Gerdes, seorang arkeolog dan ahli kimia dari Cornell University, memimpin riset untuk memahami bagaimana sisa minyak bertahan dalam tanah. Hal ini dilakukan untuk mencari jejak minyak zaitun yang diduga menempel pada sebuah gerabah kuno.
Demi mencoba mencari jejak minyak zaitun, sekelompok ilmuwan melakukan percobaan yang unik. Foto: Getty Images/iStockphoto |
Ia mengibaratkan penelitian ini sebagai mencuci piring kotor kuno. Setelah mencuci pecahan gerabah di laboratorium, ia memeriksa cairan bilasan untuk melihat molekul apa yang tertinggal.
Tujuannya ialah meneliti bagaimana residu minyak terdegradasi oleh lingkungan. Tim peneliti memulainya dengan membuat kepingan keramik palsu yang direndam minyak zaitun, lalu mereka kubur di dua jenis tanah berbeda.
Satu dari daratan Mediterania (Cyprus) dan satu dari tanah pertanian di Amerika Serikat. Sampel itu dibiarkan selama hampir setahun di kondisi yang dipanaskan untuk mempercepat proses pelapukan.
Hasil eksperimen menunjukkan di tanah Mediterania yang kaya kalsium, molekul minyak zaitun mengalami degradasi lebih cepat. Serta terjadi pula kehilangan ciri kimia khasnya daripada di tanah yang lebih asam.
Hal ini semata-mata dilakukan untuk mencegah kekeliruan atas fosil minyak zaitun yang ditemukan pada peralatan dapur kuno. Foto: Popular Science |
Artinya, residu yang ditemukan pada tembikar Mediterania kemungkinan besar telah berubah sedemikian rupa sehingga sulit dibedakan dari zat lain. Para peneliti memprediksi bisa saja temuannya berasal dari lemak hewani atau minyak tanaman lain.
Temuan ini membuka kemungkinan banyak temuan arkeologis yang selama ini dikira minyak zaitun sebenarnya bukan minyak zaitun. Mengingat minyak zaitun sangat erat kaitannya dengan sejarah ekonomi dan budaya Mediterania.
Jika benar fosil yang ditemukan adalah minyak zaitun, para peneliti berharap dapat membantu mencari jejak nenek moyang. Mulai dari budaya memasak, berdagang, hingga cara penyajian makanan mereka.
Penelitian ini menunjukkan ilmu arkeologi perlu menggabungkan pendekatan eksperimental dan pemahaman mendalam tentang kimia tanah. Alih-alih hanya membaca jejak molekuler di permukaan artefak, para ilmuwan harus mempertimbangkan bagaimana proses jangka panjang yang bisa mengubah bukti pada temuan.
(dfl/adr)



KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN