Unggahan di platform X baru-baru ini menceritakan keputusan seseorang yang memilih meninggalkan pekerjaan bergaji tinggi demi menjadi pengantar makanan. Begini kisahnya.
Dilansir dari Food NDTV (05/12/2025), kisah ini bermula dari unggahan pemilik akun X @original_ngv asal India. Ia berbagi kisah temannya yang sebelumnya menerima gaji lebih dari 25 lakh rupee atau setara Rp 463 juta per tahun, tapi memutuskan beralih menjadi pengantar makanan. Temnnya itu kini bekerja mengantarkan makanan di aplikasi Swiggy dan Rapido.
"Seorang teman saya meninggalkan pekerjaannya yang bergaji tinggi untuk menjadi pengantar makanan. Saya tidak sedang bercanda. Orang tuanya menelepon saya, meminta saya menasihatinya, sambil benar-benar menangis. Ia seharusnya menikah tahun depan. Dan baru saja membeli mobil," tulis pemilik akun @original_ngv.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan itu bukan dipicu kebutuhan finansial, melainkan keinginan temannya untuk memahami pola konsumsi masyarakat di lingkungannya sebelum merintis bisnis cloud kitchen. Kisah ini mengundang tanggapan beragam, mulai dari kekaguman hingga kekhawatiran. Sekaligus membuka diskusi baru mengenai ekonomi yang terus berkembang di India.
Pria Ini Pilih Jadi Pengantar Makanan Tinggalkan gaji ratusan juta. Foto: ilustrasi iStock |
Ia menambahkan kalau temannya sengaja mengantarkan makanan ke kawasan dekat universitas yang ramai untuk mengamati jenis makanan yang paling sering dipesan. Dalam unggahan itu disebutkan bahwa temannya kini memiliki banyak model bisnis cloud kitchen yang berpotensial di masa depan dalam industri makanan.
Sebagai pengantar makanan, temannya itu memiliki banyak pengalaman kurang menyenangkan selama bekerja, termasuk sering diteriaki dan diperlakukan tak sopan oleh staf gedung saat mengantar makanan.
Meski begitu, ia menegaskan dukungannya penuh terhadap keputusan temannya. Beberapa netizen juga memberikan tanggapan positif.
Makanan dari pesan antar. Foto: ilustrasi iStock |
"Butuh keberanian untuk menurunkan gaya hidup demi masa depan yang lebih baik," tulis seorang pengguna. Pengguna lain menilai keputusan itu sebagai riset pasar yang nyata dan berguna sebelum mendirikan bisnis makanan.
Dalam unggahan lanjutan, pengguna X itu menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan publik. Ia juga menyampaikan klarifikasi dari temannya bahwa tindakannya tidak dimaksudkan sebagai dorongan agar orang lain melakukan hal serupa.
Pria itu menyadari dirinya berasal dari keluarga yang cukup mampu sehingga dapat keluar dari pekerjannya kapan saja dan mengambil risiko tersebut. Ia berharap dapat membuktikan bahwa keputusan yang diambilnya sejalan dengan dukungan yang telah ia terima.
(sob/adr)



KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN