Filosofi makan 'hara hachi bu' dari Jepang semakin dikenal sebagai pendekatan kesehatan yang menekankan moderasi serta kesadaran diri saat makan. Begini maknanya.
Prinsip yang berasal dari ajaran Konfusianisme ini mengajarkan seseorang untuk makan dan berhenti ketika tubuh sudah merasa kenyang sebanyak 80%. Secara sederhananya, orang-orang diwajibkan untuk berhenti makan sebelum tubuh mereka merasa kenyang total.
Praktik tersebut diterapkan oleh sebagian masyarakat Jepang yang memiliki angka harapan hidup tinggi, sehingga menarik perhatian publik dan peneliti yang ingin memahami kaitannya dengan gaya hidup sehat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari Food NDTV (07/11/2025), walaupun sering disalahartikan sebagai metode penurunan berat badan, hara hachi bu tidak berfokus pada pembatasan makanan yang ketat, melainkan pada kemampuan seseorang mengenali rasa lapar dan kenyang ketika makan.
Penelitian mengenai praktik ini memang terbatas, tapi sejumlah temuan menunjukkan hara hachi bu dapat menurunkan asupan kalori harian, mengurangi risiko kenaikan berat badan jangka panjang, serta berkaitan dengan indeks massa tubuh yang lebih rendah.
5 Hara Hachi Bu, Diet Ampuh Untuk Turunkan BB Asal Jepang Foto: Getty Images/Peggy Cheung |
Studi lain juga menunjukkan praktik ini mendorong pola makan yang lebih sehat, seperti meningkatnya konsumsi sayuran dan berkurangnya konsumsi biji-bijian tertentu pada sebagian peserta.
Filosofi ini memiliki kesamaan dengan konsep 'mindful eating' dan 'intuitive eating', dua pendekatan makan berbasis kesadaran yang menekankan perhatian pada sinyal tubuh. Riset menyebutkan kedua pendekatan tersebut dapat menurunkan kecenderungan makan emosional serta meningkatkan kualitas pola makan secara keseluruhan.
Dalam jangka panjang, pola makan yang dibangun atas kesadaran dinilai lebih mudah dipertahankan, daripada metode diet ketat yang sering berujung pada kenaikan berat badan kembali.
Konsep hara hachi bu menjadi relevan dalam kehidupan modern karena banyak orang makan sambil menggunakan perangkat digital seperti ponsel, laptop, tablet atau sambil nonton televisi. Bukti menunjukkan sekitar 70% orang dewasa dan anak-anak melakukan hal tersebut ketika makan, dan kebiasaan ini berkaitan dengan meningkatnya asupan kalori serta perilaku makan tidak teratur.
Pola makan orang Jepang Foto: Getty Images/JohnnyGreig |
Beberapa ahli gizi menilai banyak orang kini kehilangan hubungan dengan makanan karena kurang benar-benar menikmati proses makan.
Meskipun demikian, praktik ini tidak cocok bagi semua orang, terutama atlet, anak-anak, lansia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu yang memiliki kebutuhan nutrisi khusus.
Pada akhirnya hara hachi bu menawarkan prinsip yang lebih luas daripada sekedar berhenti makan sebelum kenyang. Salah satunya agar orang-orang mengapresiasi makanan, menghormati tubuh, dan menghindari makan berlebihan sebagai bagian dari kehidupan yang lebih seimbang.
(sob/adr)



KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN