Kisah Sourdough, Roti Fermentasi Alami yang Berawal di Mesir

Pilihan Bakery Sehat

Kisah Sourdough, Roti Fermentasi Alami yang Berawal di Mesir

Sonia Basoni - detikFood
Sabtu, 01 Nov 2025 14:00 WIB
Roti sourdough dan sejarahnya.
Foto: Getty Images/iStockphoto/
Jakarta -

Sourdough menjadi salah satu jenis roti yang kembali populer di kalangan pencinta kuliner sehat. Berbeda dari roti biasa yang menggunakan ragi instan, sourdough dibuat melalui proses fermentasi alami menggunakan starter.

Starter merupakan campuran tepung dan air yang mengandung wild yeast atau ragi liar dan bakteri asam laktat. Proses ini menghasilkan cita rasa roti yang lebih kompleks, tekstur lebih kenyal, serta manfaat kesehatan yang lebih baik.

Dilansir dari Postively Probiotic (31/10/2025), jauh sebelum sourdough menjadi roti populer yang digemari di masa modern, sejarah sourdough sendiri ternyata berawal dari Mesir sekitar tahun 1500 SM.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Roti sourdough dan sejarahnya.Roti sourdough dan sejarahnya. Foto: Getty Images/iStockphoto/

ADVERTISEMENT

Konon, adonan roti yang dibiarkan semalaman secara tidak sengaja terfermentasi oleh mikroba alami. Ternyata, hasilnya justru roti yang lebih mengembang dan lezat. Metode fermentasi ini kemudian menyebar luas ke berbagai wilayah dunia dan menjadi dasar pembuatan roti selama ribuan tahun.

Sejarah mencatat hingga tahun 1857, metode sourdough merupakan satu-satunya cara membuat roti ragi sebelum Louis Pasteur menemukan cara dan mengisolasi ragi untuk produksi komersial.

Menurut catatan sejarah lain, sejak ditemukannya ragi komersial, roti yang diproduksi massal menjadi lebih cepat. Namun, kekurangannya, roti ini kehilangan sebagian nilai gizinya.

Roti sourdough dan sejarahnya.Roti sourdough dan sejarahnya. Foto: Getty Images/iStockphoto/

Fermentasi alami pada sourdough berperan penting dalam memecah zat anti-nutrisi pada biji-bijian, sehingga lebih mudah dicerna tubuh. Selain itu, kadar gula darah seseorang setelah mengonsumsi sourdough cenderung lebih stabil dibanding roti biasa.

Proses fermentasi panjang juga meningkatkan kandungan probiotik alami dan menghasilkan senyawa asam organik yang memberi rasa asam khas pada roti sourdough. Selain meningkatkan aroma dan rasa, proses ini juga berkontribusi pada daya tahan roti sourdough yang lebih lama tanpa bahan pengawet tambahan.

Kini minat terhadap roti sourdough kembali meningkat seiring kesadaran masyarakat akan pola makan alami dan tradisional. Di beberapa negara bahkan terdapat perpustakaan sourdough yang menyimpan ratusan starter dari berbagai belahan dunia. Begitu juga dengan kehadiran 'hotel sourdough' di Swedia yang berfungsi seperti penitipan untuk starter milik pembuat roti rumahan.

Di Indonesia, roti sourdough mulai populer setelah banyaknya toko roti lokal yang mulai menjual produk roti ini pada tahun 2020. Tren ini rupanya bertahan sampai sekarang. Mulai dari toko roti legendaris yaitu Maison Weiner sampai toko roti Levant Boulangerie, terkenal dengan artisan sourdoughnya.

Tren ini menunjukkan kalau roti tak sekadar makanan pokok, tetapi juga warisan budaya yang terus hidup melalui tradisi dan sejarah kuliner yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu.




(sob/adr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads