Setiap tahap perkembangan peradaban manusia selalu diwarnai penemuan penting di dunia pangan, mulai dari cara memasak hingga penemuan vitamin.
Dilansir dari National Food Museum (28/10/2025), lima peristiwa besar ini tak sekedar tonggak dalam sejarah pangan, tetapi juga bukti kalau evolusi manusia berjalan seiring dengan kemajuan dalam memahami dan mengolah makanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut 5 peristiwa paling berpengaruh dalam sejarah pangan dunia:
1. Penemuan Teknik Memasak
Peristiwa Paling Berpengaruh dalam Sejarah Pangan Dunia Foto: Archive |
Sekitar dua juta tahun lalu, nenek moyang manusia, Homo erectus, menemukan cara mengendalikan api dan memanfaatkannya untuk memasak. Penemuan ini menjadi titik balik besar dalam evolusi manusia.
Makanan yang dimasak menjadi lebih mudah dikunyah dan dicerna, sekaligus menyediakan energi lebih banyak bagi tubuh. Proses masak juga membantu membunuh bakteri penyebab penyakit. Dengan asupan energi yang meningkat, otak manusia berkembang menjadi lebih besar dan kompleks.
Hal ini memungkinkan manusia untuk berpikir lebih maju serta mengembangkan kemampuan sosial dan teknologi. Makanan yang lebih mudah dicerna juga diduga membuat ukuran usus besar dan gigi manusia menjadi lebih kecil dibanding nenek moyangnya.
2. Awal Mula Pertanian di Dunia
Peristiwa Paling Berpengaruh dalam Sejarah Pangan Dunia Foto: Archive |
Sekitar 12.000 tahun lalu, setelah berakhirnya zaman es terakhir, manusia mulai meninggalkan pola hidup berburu dan meramu. Di kawasan Timur Tengah, manusia mulai menanam gandum, jelai, kacang polong, dan buncis. Seiring waktu, praktik pertanian berkembang ke China dan Afrika. Disertai dengan proses domestikasi hewan untuk pangan, transportasi, dan tenaga kerja.
Pertanian membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia, seperti terciptanya hasil pangan berlebih memungkinkan masyarakat membangun pemukiman permanen dan mengembangkan peradaban.
Meski begitu hingga kini masih ada suku-suku di Afrika, Amerika Selatan, dan beberapa kepulauan Pasifik yang tetap mempertahankan gaya hidup berburu dan meramu.
3. Penemuan Cara Mengawetkan Makanan
Peristiwa Paling Berpengaruh dalam Sejarah Pangan Dunia Foto: Archive |
Makanan segar, baik dari tumbuhan maupun hewan mudah sekali menurun kualitasnya. Manusia purba kemudian menemukan berbagai cara untuk memperpanjang daya tahan makanan. Mereka menggunakan garam, gula, madu, fermentasi, asap, udara dingin, dan proses pengeringan untuk mengawetkan daging, ikan, buah, serta sayuran.
Inovasi ini memungkinkan manusia bertahan hidup di masa sulit atau saat hasil panen tidak mencukupi. Seiring perkembangan zaman, muncul teknologi pengalengan, pendinginan, serta penggunaan bahan pengawet kimia seperti natrium nitrit dan natrium benzoat.
Semua metode tersebut dirancang untuk menjaga kesegaran makanan lebih lama, memperlancar distribusi, serta mengurangi risiko kelaparan di berbagai belahan dunia. Di dunia modern, kini cara mengawetkan makanan paling mudah adalah dengan menyimpan makanan di lemari pendingin sampai freezer.
4. Penemuan Mikroba Pada Makanan
Peristiwa Paling Berpengaruh dalam Sejarah Pangan Dunia Foto: Archive |
Pada tahun 1860-an, ahli kimia asal Prancis yaitu Louis Pasteur, membuktikan mikroorganisme merupakan penyebab utama pembusukan makanan. Temuan ini menjadi dasar proses pasteurisasi, yaitu pemanasan susu untuk membunuh bakteri berbahaya.
Tidak lama kemudian, ahli bakteriologi Jerman, Robert Koch, berhasil mengidentifikasi jenis mikroba yang menimbulkan berbagai penyakit pada manusia dan hewan. Pengetahuan ini mengubah cara manusia menjaga kebersihan, mulai dari penerapan operasi steril, penggunaan antibiotik, hingga pengembangan obat-obatan modern.
Dalam dunia pertanian pemahaman tentang mikroba juga mendorong petani melakukan rotasi tanaman, serta pembersihan lahan untuk mencegah penyebaran penyakit pada tanaman dan ternak.
5. Penemuan Nutrisi dalam Makanan
Peristiwa Paling Berpengaruh dalam Sejarah Pangan Dunia Foto: Archive |
Selama ribuan tahun, manusia kerap menderita penyakit akibat kekurangan zat gizi, seperti skorbut dan beri-beri. Baru pada 1747, seorang dokter bedah bernama James Lind membuktikan bahwa jus jeruk nipis dapat menyembuhkan skorbut, membuka jalan bagi penelitian tentang hubungan antara makanan dan kesehatan.
Sekitar seabad kemudian, para ilmuwan mulai berhasil mengisolasi vitamin dan mineral penting yang berperan melindungi tubuh dari penyakit. Temuan ini melahirkan pedoman gizi berbasis ilmu pengetahuan dan kebijakan fortifikasi makanan seperti garam, tepung, dan pakan ternak.
Berkat kemajuan ini, penyakit akibat kekurangan gizi hampir hilang di negara maju, meski masih menjadi masalah di sebagian negara berkembang.
Simak Video "Video: Bapanas akan Optimalkan Produksi Dalam Negeri untuk Program MBG"
[Gambas:Video 20detik]
(sob/adr)






KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN