Cabai Jawa belakangan ini tengah digandrungi banyak orang karena karakteristiknya yang unik. Sekilas, jenis rempah ini terlihat seperti buah.
Indonesia dikenal sebagai negeri kaya rempah, dengan beragam bumbu yang membuat masakan semakin lezat. Setiap daerah pun punya ciri khas rempah yang berbeda dan unik.
Salah satu rempah khas Indonesia yang menarik perhatian adalah cabai Jawa. Selain pedas, cabai ini punya aroma dan rasa yang berbeda dari cabai biasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cabai Jawa juga digunakan dalam masakan tradisional dan jamu sejak zaman dulu. Keunikan ini membuatnya menjadi simbol kuliner dan obat alami Nusantara.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini 5 fakta cabai Jawa:
1. Asal-usul Cabai Jawa
Cabai Jawa dikenal juga sebagai Piper retrofractum. Foto: iStock |
Cabai Jawa atau Piper retrofractum merupakan rempah asli Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Rempah ini dikenal sejak zaman Majapahit dan juga digunakan sejak era Romawi.
Sejak zaman Kerajaan Majapahit, cabai Jawa sudah menjadi bumbu utama dalam masakan dan pengobatan tradisional. Saat itu, masyarakat Nusantara belum mengenal cabai merah atau rawit.
Cabai Jawa digunakan dalam masakan dan ramuan jamu, memberikan pedas ringan tapi hangat lebih lama. Rasanya khas dan terus diwariskan turun-temurun hingga kini.
2. Termasuk Jenis Tanaman Lada
Cabai Jawa termasuk keluarga lada dan kemukus, tumbuh merambat dengan batang panjang hingga 15 meter. Buahnya hijau saat muda, merah atau hitam saat matang.
Rasa pedas cabai Jawa lebih lembut dan hangat dibanding cabai biasa, berasal dari senyawa piperine. Karakter unik ini membuatnya cocok untuk masakan dan pengobatan tradisional.
Tanaman ini tumbuh subur di Jawa, Sumatera, Madura, dan Bali. Dikenal juga sebagai cabe jamu atau lada Jawa, cabai ini telah lama digunakan dalam kuliner dan ramuan jamu.
3. Perbedaan dengan Cabai Biasa
Cabai Jawa memiliki sensasi pedas yang lebih lembut dari cabai rawit atau cabai merah. Foto: iStock |
Cabai Jawa berbeda dari cabai biasa seperti rawit atau merah, terutama pada rasa pedasnya. Pedas cabai Jawa lebih hangat dan lembut, sementara cabai biasa tajam dan menyengat.
Secara morfologi, cabai Jawa tumbuh merambat dengan buah kecil memanjang dan warna gelap saat matang. Cabai biasa tumbuh tegak, buah lebih besar, dan berwarna cerah.
Penggunaan cabai Jawa lebih dominan pada masakan berkuah seperti gulai atau campuran jamu. Sementara cabai biasa biasanya dipakai untuk sambal segar atau masakan yang membutuhkan pedas kuat.
4. Khasiat Cabai Jawa
Cabai Jawa kaya manfaat sehat. Kandungan piperine berkhasiat antiinflamasi untuk mengurangi peradangan seperti nyeri otot atau artritis.
Cabai Jawa juga dapat meningkatkan metabolisme tubuh dan pembakaran kalori. Minyak atsirinya bersifat antibakteri, menjaga kesehatan saluran pencernaan, serta meningkatkan sistem imun
Selain itu, cabai Jawa merangsang produksi enzim pencernaan dan membantu mengatasi gangguan pencernaan. Khasiat lainnya termasuk meringankan masalah pernapasan seperti batuk, sesak napas, dan bronkitis.
5. Karakteristik Cabai Jawa
Cabai Jawa dapat digunakan untuk masakan atau jamu. Foto: iStock |
Cabai Jawa memang berbeda dari cabai biasa. Rasanya pedas hangat dan lembut, tidak terlalu tajam seperti cabai rawit, tetapi sedikit pahit dan aroma khasnya mirip lada.
Buahnya sendiri agak keras saat mentah, dan ada sensasi sedikit manis dan aromatik saat matang. Jadi, meski berbentuk buah, rasanya lebih pedas dan hangat daripada manis seperti buah pada umumnya.
Selain sebagai bumbu masak, cabai Jawa banyak dimanfaatkan dalam jamu dan pengobatan tradisional. Cabai Jawa bisa diolah dengan dikeringkan menjadi bubuk, direbus sebagai seduhan, atau dikunyah langsung.
Simak Video "Kombinasi Mantab Martabak Mini dan Jus Buah"
[Gambas:Video 20detik]
(raf/adr)




KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN