Psikologi mengungkap sifat positif dari orang yang selalu mencuci piring setelah makan. Dari disiplin hingga rendah hati. Ini faktanya.
Siapa sangka kebiasaan sesederhana mencuci piring ada artinya. Apalagi jika dilakukan tepat setelah makan sampai-sampai dilirik oleh psikolog.
Ada kepribadian istimewa yang tergambar dari mereka yang selalu mencuci piring setelah makan. Menurut psikologi, orang yang tak menunda-menunda mencuci piring memiliki karakteristik tertentu yang layak diapresiasi.
Selain disiplin, ada juga makna-makna tertentu dari sudut pandang psikologi. Dari sebagian karakteristik yang diungkapkan, apakah kamu salah satunya?
Berikut 7 karakteristik orang yang mencuci piring setelah makan, dilansir dari Times of India:
1. Suka Melalukan Sesuatu sampai Tuntas
Sebagian orang merasa tak nyaman jika belum menuntaskan kewajibannya. Salah satunya mencuci piring setelah makan dan meninggalkan dapur dalam keadaan bersih.
Psikolog menyebut hal ini terkait dengan efek Zeigarnik. Dengan menuntaskan tugas kecil seperti mencuci piring segera, mereka mendapat kelegaan mental atau rasa tenang.
2. Menghargai Ruang Bersama
Membersihkan piring juga bermakna pelakunya menghargai sekitarnya. Tempat cuci piring bisa diartikan sebagai ruang bersama yang harus dijaga oleh seluruh penghuni rumah.
Mereka tidak membiarkan tugas itu menumpuk. Apalagi sampai harus diselesaikan dan mengganggu orang lain.
3. Berpegang pada Rutinitas
Mencuci piring setelah makan bukan sebuah keputusan. Seseorang akan terbiasa melakukan hal tersebut karena sudah menjadi rutinitas yang dijalaninya sehari-hari.
Orang-orang yang berpegang teguh pada rutinitas sederhana juga menggambarkan sosok yang patuh akan aturan. Karakter seperti ini juga dianggap psikolog dapat membebaskan energi mental untuk hal-hal penting.
Simak Video "SIAL InterFOOD 2025 Menjadi Wadah Inovasi dan Kolaborasi Industri Pangan Asia Tenggara"
(dfl/adr)