Hati-hati! Kebiasaan Ngunyah Es Batu Ternyata Indikasi Gangguan Ini

Hati-hati! Kebiasaan Ngunyah Es Batu Ternyata Indikasi Gangguan Ini

Diah Afrilian - detikFood
Minggu, 21 Sep 2025 10:00 WIB
es batu
Foto: istimewa
Jakarta -

Sebagian orang mengaku senang mengunyah es batu. Ternyata kebiasaan ini disebut pagophagia yang memiliki penyebab dan alasan tertentu. Ini faktanya!

Menikmati minuman dingin memang terasa menyegarkan. Namun setelah minumannya habis, apakah kamu tim yang mengunyah es batu atau membiarkannya?

Beberapa orang punya kebiasaan mengunyah es batu. Dilansir dari WebMd, (7/7/2023), ternyata kebiasaan ini dikenal dengan istilah pagophagia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi ini dianggap pakar kesehatan bukanlah hal yang normal untuk dilakukan. Pagophagia tergolong gangguan makan yang bernama pica.

Ada alasan sendiri mengapa seseorang sulit berhenti makan es batu. Begitu pula dengan penyebabnya yang ternyata menggambarkan kesehatan tubuh mereka yang senang makan es batu.

ADVERTISEMENT

Berikut ini 5 fakta pagophagia:

Es batuKebiasaan mengunyah es batu dalam ranah ilmiah disebut dengan pagophagia. Foto: Istock

1. Mengenal Pagophagia

Pagophagia merupakan kondisi di mana seseorang memiliki keinginan untuk mengunyah es batu. Rasanya yang dingin dan keras justru dianggap memberikan sensasi yang dicari.

Dorongan ini terasa kuat pada penderitanya bahkan sering dilakukan secara tidak disadari karena kebiasaan. Biasanya es batu yang tersisa dari minuman yang akan dikunyahnya.

Ternyata kebiasaan ini bukan sekadar kebiasaan yang ringan. Pagophagia diklasifikasikan pakar kesehatan sebagai salah satu gangguan makan yang harus dihentikan.

2. Tanda Penderita Anemia

Melalui beberapa penelitian, sebagian besar penderita pagophagia memiliki kondisi anemia. Dalam sebuah penelitian, menunjukkan 16% penderita anemia memiliki kebiasaan mengunyah es batu.

Anemia merupakan kondisi di mana tubuh kekurangan zat besi. Efek segar yang dihadirkan dari mengunyah es batu membuat penderita anemia merasa lebih nyaman.

3. Gangguan Makan

Pakar kesehatan setuju pagophagia tak bisa dianggap sebagai sekadar kebiasaan. Perilaku ini tergolong dalam salah satu bentuk gangguan makan.

Pagophagia termasuk dalam gangguan makan bernama pica. Artinya adanya keinginan pada penderitanya untuk mengonsumsi benda yang bukan makanan.

Misalnya bertekstur keras atau yang benar-benar tak bisa dikonsumsi. Seperti tanah, kertas, dan begitu pula dengan es batu.

Awas Salah Pilih! Ini Cara Membedakan Es Batu dari Air Mentah dan MatangJika tak diatasi, ada efek samping yang bisa terjadi akibat kebiasaan tersebut. Foto: Getty Images/hanamirae

4. Efek Samping Pagophagia

Beberapa efek samping bisa ditimbulkan dari pagophagia. Salah satu yang paling terdampak dari bagian tubuh adalah gigi sebagai organ untuk mengunyah.

Mengunyah es batu yang keras dapat merusak enamel gigi dengan mengikisnya secara berkala. Sehingga gigi akan rentan berlubang.

Selain itu, pagophagia juga dapat memicu keretakan gigi. Pada kondisi yang parah kebiasaan ini dapat membuat gusi menjadi iritasi hingga mengalami resesi.

5. Cara Mengatasinya

Menurut pakar kesehatan pagophagia masih bisa dihentikan. Ada beberapa cara dan terapi yang bisa dilakukan untuk penderita pagophagia.

Kebiasaan makan es batu bisa dialihkan dengan cara lain. Setidaknya dimulai dengan membuat es batu menjadi es serut atau menunggu es mulai mencair.

Namun solusi yang paling disarankan adalah dengan memperbaiki pola makan. Memaksimalkan asupan zat besi melalui bayam, hati ayam, dan kacang-kacangan jauh lebih direkomendasikan.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Penjelasan BPOM soal Taiwan Larang Indomie Soto Banjar "
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/adr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads