Kompetisi makan mungkin terdengar aneh bagi sebagian orang, tapi di banyak negara ajang ini justru menjadi tontonan seru sekaligus tradisi yang terus dilestarikan.
Dari kompetisi makan cabai jalapeño super pedas hingga kompetisi es krim terbanyak di dunia yang dinginnya menusuk, setiap lomba makan ini punya tantangan unik yang membuat penonton terhibur sekaligus ngeri melihat daya tahan para pesertanya.
Tidak sekadar hiburan, kompetisi makan juga menjadi bagian dari festival, pameran, bahkan perayaan tahunan yang menarik ribuan pengunjung. Beberapa di antaranya bahkan sudah mendunia dan dianggap legendaris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari Mashable (17/09/2025), berikut lima kompetisi makan paling ikonik di dunia yang tak hanya menguji perut, tapi juga mental dan strategi para pesertanya.
1. La Costeña Jalapeño Eating Contest
![]() |
Membayangkan makan satu cabe jalapeño saja sudah cukup membuat mata berair, apalagi harus melahap ratusan buah cabai pedas dalam waktu singkat. Tantangan inilah yang ditawarkan La Costeña Jalapeño Eating Contest di Laredo, Texas.
Kompetisi ini merupakan bagian dari WBCA Jalapeño Festival yang telah berlangsung lebih dari 40 tahun. Pada 2018, Molly Schuyler berhasil mencatat prestasi luar biasa dengan memakan 265 jalapeño sekaligus. Aksinya membuat penonton terpukau sekaligus bergidik ngeri. Sebagai hadiah, ia berhak membawa pulang 1.500 dolar AS (Rp 24,7 juta).
Meski terkesan sederhana, lomba ini menjadi bukti betapa rasa pedas yang ekstrem bisa diubah menjadi tontonan menarik, menantang daya tahan tubuh, sekaligus menghibur ribuan pengunjung festival.
2. The World's Ice Cream Eating Championship
![]() |
Indiana State Fair di Indianapolis selalu menjadi ajang meriah yang dipenuhi hiburan, mulai dari wahana, makanan khas festival, hingga atraksi peternakan.
Namun salah satu daya tarik paling unik adalah lomba 'The World's Ice Cream Eating Championship'. Lomba ini menantang peserta untuk melahap es krim sebanyak mungkin dalam waktu terbatas.
Pada Agustus 2018, Geoff Esper keluar sebagai juara setelah menghabiskan 15,5 pint es krim vanila hanya dalam enam menit. Jumlah itu setara dengan sembilan wadah besar Häagen-Dazs. Atas keberhasilannya, Esper membawa pulang hadiah 4.000 dolar AS (Rp 65,8 juta).
3. World Pie Eating Championship
![]() |
Di kota Wigan, Inggris, ada perlombaan makan pie yang berbeda dari biasanya. World Pie Eating Championship tidak mengukur seberapa banyak seseorang bisa makan, melainkan seberapa cepat ia menghabiskan satu pie daging sapi dan kentang berdiameter empat inci. Kompetisi yang sudah berjalan lebih dari 24 tahun ini menjadi tradisi lokal sekaligus tontonan nasional.
Pemenang mendapat hadiah makan siang gratis di Harry's Bar, lokasi lomba berlangsuhng. Serta trofi bernama 'Bradley Piggins Cup' yang bernuansa humor.
Pada 2017, Martin Appleton-Clare memenangkan lomba untuk ketiga kalinya setelah menghabiskan pai dalam 32 detik. Sementara itu, Vicky Lindley menjadi juara di ategori perempuan dengan catatan 30 detik.
4. Acme Oyster Eating World Championship
![]() |
Bagi yang kurang tahan melihat orang makan seafood dalam jumlah besar, kompetisi 'Acme Oyster Eating World Championship' di New Orleans mungkin terasa seperti adegan film horor. Digelar dalam rangkaian New Orleans Oyster Festival, lomba ini memperlihatkan peserta menelan ratusan tiram segar yang masih mentah dalam waktu singkat.
Pada 2018, peserta bernama Darron Breeden mengejutkan banyak pihak dengan menelan 480 tiram sekaligus. Kemenangannya memberinya sabuk unik berhias tiram buatan, simbol kejayaan di ajang ini.
Walau terkesan menjijikkan, kompetisi ini selalu ramai penonton karena memadukan kecepatan, daya tahan, dan keberanian. Dengan dukungan dari Acme Oyster House, acara ini terus berlanjut sebagai salah satu lomba makan paling ekstrem di Amerika.
5. Nathan's Fourth of July Hot Dog Eating Contest
![]() |
Tidak ada lomba makan yang lebih legendaris daripada Nathan's Fourth of July Hot Dog Eating Contest di Coney Island, New York. Digelar sejak 1916, ajang ini dianggap sebagai 'Super Bowl' dalam kompetisi atau lomba makan kompetitif.
Setiap 4 Juli, ribuan orang berkumpul untuk menyaksikan peserta menelan hot dog sebanyak mungkin dalam waktu terbatas. Pada lomba yang ke-102, peserta bernama Joey Chestnut mempertahankan gelarnya dengan rekor dunia baru yaitu menyantap 74 hot dog. Ia sudah memenangkan lomba ini 11 kali, hanya sekali kalah dari peserta Matt Stonie pada 2015.
Untuk kategori perempuan, Miki Sudo juga mempertahankan gelarnya dengan memakan 37 hot dog. Masing-masing juara membawa pulang hadiah 10.000 dolar AS (Rp 164,3 juta) dan sabuk ikonik berwarna mustard atau merah muda.