Seorang pelanggan baru menyadari hal merugikan ketika pesan makan online. Jika dibandingkan dengan pesan makan langsung, harganya jauh lebih mahal bahkan sampai 81%.
Pesan makan online memang jauh lebih praktis dan menghemat waktu. Namun pelanggan harus siap menghadapi beberapa masalah umum yang mungkin terjadi.
Masalah datang bukan hanya karena pelayanan sopir ojek online atau aplikasi buruk, melainkan juga karena harga menu dan pengiriman yang mahal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang pelanggan baru menyadari hal tersebut. Melalui unggahan di akun X @SunderjiJB, pria ini meminta kejelasan kepada perusahaan ojek online Swiggy karena perbandingan harga yang cukup jauh antara makan langsung atau beli online.
Sebagai contoh, pelanggan bernama Sunder membandingkan harga makanan di restoran Hotel Sathar Rowther India saat dipesan langsung dengan dipesan secara online. Beberapa menu yang dibandingkan terdiri dari roti parotta, Chicken 65, Chicken Lollipop (4 buah), dan Chicken Thokku Biryani.
Jika dilihat dari harga, memang ada selisih cukup jauh antara pesan langsung di restoran dengan di aplikasi.
Di restoran langsung harganya berkisar antara 20.00 (Rp 3,7 ribu) rupee sampai 140.00 rupee (Rp 26 ribu) per porsi. Sedangkan lewat aplikasi harganya menjadi berkisar 240 rupee (Rp 44.8 ribu) hingga 460 rupee (Rp 85.8 ribu), padahal kuantitas dan menu yang dibandingkan sama.
![]() |
Pria ini menyoroti bagaimana perbandingan harganya sangat jauh. Menurutnya di aplikasi, harganya 81% lebih mahal daripada makanan yang dibeli langsung di gerai, padahal lokasi restorannya juga hanya berjarak 2 kilometer dari tempat tujuan.
"Apakah ini biaya kenyamanan yang sebenarnya? Biaya tambahan yang harus saya bayar agar makanan tersebut diantar adalah 663 INR (Rp 123.795)," jelasnya.
Unggahan tersebut dengan cepat menarik perhatian banyak orang. Beberapa pengguna mencatat tidak jarang terjadi perbedaan harga pada aplikasi pengiriman makanan seperti itu,
Seorang netizen berkomentar, "Seringkali itu terjadi, tetapi orang tidak peduli, itu sebabnya mereka mengenakan biaya terlalu banyak."
Ada juga netizen yang mengungkap jika aplikasi Swiggy dan Zomato sama-sama melakukan hal ini. Mereka menyoroti kenaikan harga lebih tinggi jika pesan lewat aplikasi.
![]() |
Sedangkan beberapa orang setuju kalau biaya tambahan 20 hingga 30 persen masuk akal dimasukkan sebagai biaya kenyamanan. Namun jika selisihnya sudah sampai 80 persen, menurut mereka itu terlalu banyak.
Ada juga yang berpendapat kalau biasanya harga tersebut ditetapkan oleh restoran langsung.
"Saya mungkin salah, tetapi saya berpikir restoran menetapkan harga secara online. Swiggy mungkin menambahkan biaya tambahan, tetapi harga item menu kemungkinan disesuaikan oleh pemilik resto," ujar salah satu netizen.
Keluhan pelanggan ini didasari oleh kenaikan biaya platform di Swiggy dan Zomato, khususnya di kawasan India.
Menurut laporan yang disebut news18 pada Senin, (9/9/2025), Swiggy berbasis di Bengaluru telah menaikkan biaya platformnya 3 kali dalam 3 minggu terakhir. Saat ini mereka juga membebankan biaya Rs 15 (Rp 2.800) per pesanan, termasuk biaya pajak GST.
Begitu juga dengan Zomato yang berbasis di Gurgaon juga meningkatkan biaya mereka sebesar 20%.
(aqr/adr)