Kisah Wanita Jadi Kuli Pikul di Pasar Demi Keluarga Bisa Makan

Kisah Wanita Jadi Kuli Pikul di Pasar Demi Keluarga Bisa Makan

Sonia Basoni - detikFood
Senin, 14 Jul 2025 11:30 WIB
Sejumlah warga belanja kebutuhan sayuran dan bumbu dapur di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Minggu (16/6/2024).
Ilustrasi Suasana Belanja di Pasar Tradisional. Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Demi cari nafkah untuk keluarganya, wanita ini rela jadi kuli pikul di pasar setiap harinya. Ia bantu membawa belanjaan hingga menjadi juru belanja di pasar.

Tanpa kenal lelah, wanita berusia 44 tahun asal Malaysia bernama Mahaniza rela menjadi kuli pikul di pasar tradisional setiap hari. Ibu rumah tangga yang akrab disapa Kak Zah ini selalu datang ke pasar pukul 6.30 pagi dan menawarkan jasanya untuk para pengunjung di Pasar Borong Selangor.

Warga mengenalnya sebagai 'makcik pikul barang' yaitu seseorang yang menawarkan jasa membantu membawa belanjaan pembeli ke mobil atau menjadi juru belanja bagi pelanggan yang tak sempat ke pasar. Pekerjaan ini telah ia jalani selama dua tahun terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari WeirdKaya (14/07/2025) yang mewawancarai langsung Kak Zah, ia menceritakan mulai menjalani pekerjaan ini setelah suaminya jatuh sakit akibat gangguan saraf dan tak lagi mampu bergerak mandiri. Sebelumnya mereka bekerja bersama di bidang pemasaran.

Kisah Wanita Jadi Kuli Pikul di Pasar Demi Keluarga Bisa MakanWanita berusia 44 tahun asal Malaysia bernama Mahaniza rela menjadi kuli pikul di pasar tradisional setiap hari. Foto: WeirdKaya

Sejak itu ia mengambil tanggung jawab penuh sebagai pencari nafkah sekaligus perawat bagi suaminya, sambil tetap mengurus 2 anak yang masih sekolah. Karena harus berada dekat rumah, ia tak bisa mengambil pekerjaan tetap. Atas saran sang suami, ia mencoba menawarkan jasa membantu orang berbelanja di pasar.

ADVERTISEMENT

Setiap harinya Kak Zah berjalan kaki hampir tiga kilometer pulang-pergi dari rumah ke pasar karena ia tak memiliki kendaraan. Ia membantu pelanggan memilih bahan-bahan makanan seperti sayuran, daging, sampai aneka bumbu.

Ia juga membantu menawar harga makanan ke penjual pasar, hingga mengangkat barang belanjaan milik pelanggan ke kendaraan mereka. Mayoritas pelanggannya adalah lansia atau keluarga sibuk yang tinggal di sekitar pasar. Semua ini Kak Zah kerjakan sendiri tanpa kendaraan, ia hanya mengandalkan tenaga dan ketekunannya.

Kak Zah memang bukan satu-satunya yang menawarkan jasa pikul ini di pasar, tapi yang membedakannya dengan jasa serupa lainnya, ia tidak pernah menetapkan harga. Ia membiarkan pelanggan membayar seikhlasnya, mulai dari RM 20 (Rp 76.000) hingga RM 50 (Rp 190.000). Tak jarang beberapa pelanggan membayar jasa Kak Zah hanya dengan makanan saja.

Kisah Wanita Jadi Kuli Pikul di Pasar Demi Keluarga Bisa MakanKak Zah dikenal sebagai sebagai 'makcik pikul barang'. Foto: WeirdKaya

Menurutnya yang terpenting adalah keikhlasan dan ia bisa membantu orang lain. Ia paham banyak orang sedang berhemat sehingga ia tidak ingin menambah beban.

Pendapatannya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan sekolah anak-anaknya. Jika pasar sedang ramai, ia bisa membawa pulang RM 60 (Rp 228.000). Namun ada juga hari di mana ia tidak mendapatkan pelanggan sama sekali dan harus pulang dengan tangan kosong.

"Saya selalu bilang pada diri sendiri kalau saya menyerah bagaimana dengan anak-anak, suami dan keluarga saya? Saya ambil kekuatan dari iman dan anak-anak saya. Merekalah sumber semangat utama saya untuk terus bertahan setiap hari," ungkapnya.

Salah satu pengalaman terberatnya saat menjalani pekerjaan ini adalah saat diminta mengangkut 30 ekor ayam untuk pesanan katering. Bebannya cukup berat tetapi tetap ia kerjakan perlahan hingga selesai. Tanpa kendaraan pribadi ia bergantung sepenuhnya pada kekuatan kakinya. Hujan maupun panas, ia tetap bekerja.

Meskipun menerima bantuan zakat, Kak Zah tidak bergantung sepenuhnya. Ia memandang bantuan sebagai pijakan awal bukan tujuan akhir. Ia percaya bahwa siapa pun bisa bangkit asal mau berusaha. Baginya pasar bukan sekadar tempat kerja, melainkan caranya untuk menjaga keluarganya tetap bertahan dan bisa makan.




(sob/adr)

Hide Ads