Di Indonesia, matcha dipasarkan sesuai grade atau tingkatannya tergantung kegunaan. Salah satunya culinary grade yang awam untuk campuran minuman dan makanan.
Sebutan polisi matcha pada media sosial identik dengan netizen yang kerap mengklasifikasikan matcha secara khusus. Mulai dari perbedaan grade atau tingkatan kualitas, kegunaan, hingga cara menyajikannya yang kerap disoroti.
Di Indonesia, secara umum matcha dibedakan dalam tiga tingkatan atau grade, yakni premium grade, culinary grade, serta ceremonial grade. Namun melansir Senbird Tea (30/1) di Jepang tak ada klasifikasi matcha seperti yang populer kini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nyatanya klasifikasi matcha yang kini digunakan ialah untuk membedakan rasa, warna, dan kultivar antara yang serupa. Begitupula kegunaan setiap jenis matcha untuk menentukan mana yang paling cocok jika dipadukan dalam campuran produk makanan dan minuman.
Berikut 4 perbedaan ceremonial dan culinary grade pada matcha melansir Senbird Tea (30/1):
![]() |
1. Rasa
Ceremonial matcha konon lebih cocok dan sering digunakan untuk acara minum teh di Jepang. Karakter rasanya memiliki sentuhan sepat dengan rasa umami dan manis khas yang alami.
Sementara pada matcha culinary rasanya sedikit pahit dengan umami yang lebih tipis. Pada matcha culinary, manis alaminya tak terlalu terasa sehingga cocok jika dipadukan dengan bahan tambahan lain.
2. Tekstur dan Warna
Banyak 'polisi matcha', sebutan bagi netizen yang mengamati matcha lebih detail, membedakan setiap kualitas matcha melalui warna dan teksturnya. Pada beberapa merek, ceremonial dan culinary grade memiliki perbedaan signifikan.
Tekstur pada matcha ceremonial lebih halus dengan warna hijau yang pekat dan terang. Ketika diusapkan pada kertas, membentuk garis memanjang tanpa putus.
Sementara matcha culinary memiliki butiran yang cenderung kasar dengan warna hijau yang tak pekat atau sedikit kekuningan. Sebagian besar merek jualnya, ketika diusapkan pada kertas secara memanjang, meninggalkan jejak putus-putus.
Perbedaan ceremonial dan culinary grade pada matcha berlanjut di halaman berikutnya.
3. Kegunaan
Sebab warna dan rasa alaminya yang berbeda membuat matcha ceremonial dan culinary digunakan untuk tujuan yang berbeda.
Matcha ceremonial dianggap lebih layak untuk disajikan murni. Seperti usucha, cold whisk, atau setidaknya matcha latte.
Sementara matcha culinary juga dianggap lebih ideal untuk menjadi campuran makanan, dessert, maupun percobaan kreasi matcha populer dan nyeleneh.
![]() |
4. Perbedaan dengan Premium Matcha
Selain ceremonial dan culinary, matcha juga ada kelas premium. Namun banyak yang menyebut premium matcha berada pada tingkatan di bawah ceremonial dan culinary matcha.
Matcha premium biasanya dijual lebih murah. Warnanya tak terlalu pekat, cenderung hijau muda hingga kekuningan. Rasanya juga disebut memiliki karakter pahit mirip rumput yang mengganggu.
Simak Video "Nyobain Ragam Olahan Matcha Cafe Kekinian di KAMAJA Jaksel"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/adr)