Penjual shawarma di Jalan Semangka menarik perhatian sebab ukurannya yang tak biasa. Isian yang padat disajikan dengan tortila berukuran hingga 30 centimeter!
Di Indonesia kebab dikenal sebagai jajanan kaki lima khas Timur Tengah. Biasanya disajikan dalam balutan kulit tortila dengan isian potongan daging cincang, sayuran, serta saus pelengkapnya.
Namun ada juga shawarma. Berbeda dengan kebab, shawarma ialah penyebutan yang lebih tepat untuk hidangan yang dikenal bernama 'kebab' di Indonesia. Merujuk pada hidangan asli Timur Tengah, kebab sebenarnya hanya cincangan daging yang dibumbui dan dibakar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara shawarma adalah gulungan kulit tortilla yang diisi dengan potongan daging cincang, sayuran, serta kentang goreng dan kucuran saus. Salah satu penjual shawarma yang terkenal enak bahkan sampai viral ada di kawasan Jalan Semangka.
Namanya Jang Jang Die, walaupun disajikan dengan gerobakan tetapi pembelinya tak kunjung surut. Ada racikan isian daging yang khas dengan porsi besar yang tak biasa membuat para pelanggan puas dan terus kembali ke sini.
Shawarma Khas Timur Tengah
Jang Jang Die menawarkan shawarma yang berbeda dengan kebab kaki lima pada umumnya. Danni Suciardy, pegawai Jang Jang Die, mengatakan kualitas shawarma yang ditawarkan berbeda dari segi bahan-bahan yang digunakan.
Jika kebab biasanya menggunakan daging cincang yang dibekukan, Jang Jang Die mengolah daging sapi maupun ayam segar sebagai isiannya. Bumbunya dibuat gurih pedas untuk mengimbangi isiannya yang lain seperti kentang goreng dan sayuran.
Shawarma yang dihadirkan merujuk pada hidangan Timur Tengah. Konon idenya datang dari kakaknya yang merupakan pemilik Jang Jang Die yang juga menyukai shawarma khas Timur Tengah.
![]() |
Viral di Jalan Semangka
Di antara banyaknya pedagang kaki lima di Jalan Semangka, gerobak Jang Jang Die salah satu yang paling padat saat kami temui. Setibanyak kami di sana pukul 4 sore, shawarma yang masih bersiap untuk buka sudah diantre para pelanggannya.
Shawarma di ini juga banyak diulas oleh food vlogger. Berkat keunikan dan rasanya yang enak, banyak orang kemudian penasaran dengan shawarma buatan Jang Jang Die.
"Banyak yang bilang memang rasanya enak. Beberapa kali juga konten kretaor kayak TikToker datang ke sini, kita jadi rame (pembeli). Nggak cuma dari warga sekitar, kadang-kadang juga yang jauh-jauh datang karena penasaran katanya," ujar Dani kepada tim detikcom.
Tampilan shawarma unik dengan ukuran jumbo ada di halaman berikutnya.
![]() |
Shawarma Jumbo yang Paling Laris
Keunikan yang paling terlihat dari shawarma di sini ialah ukuran yang tak biasa. Jika biasanya kebab atau shawarma di tempat lain hanya tersedia ukuran kecil dan besar, Jang Jang Die punya tiga ukuran.
Ada ukuran kecil dengan ukuran kulit trotila 20 centimeter. Isiannya berupa sayuran, kentang goreng, serta potongan daging ayam maupun sapi. Kucuran sausnya juga lengkap, ada barbeque, mayonaise, dan saus sambal sebagai perasa pedas.
Selain itu ada ukuran sedang sebesar 24 centimeter dan ukuran paling jumbo yang mencapai 30 centimeter. Dani mengatakan ada kulit tortila khusus yang digunakan untuk membuat shawarma jumbo.
"Kita ada suppplier khusus jadi bukan kulit tortila yang ditumpuk saja. Tapi sulitnya kalau dari supplier lagi nggak buat tortilla besar, sementara menu yang besar nggak bisa dijual dulu," kata Dani.
Harga untuk shawarma yang besar di sini dibanderol termasuk dengan harga yang terjangkau. Mulai dari Rp 20.000an sudah bisa memesan shawarma komplet baik dengan isian dan ukuran yang dapat disesuaikan kemauan pelanggan.
![]() |
Dimsum Bakar Menu Pelengkapnya
Hidangan lezat ala Jang Jang Die juga tak sebatas pada shawarma saja. Ada dimsum dan iga bakar yang dilengkapi saus mentai juga ditawarkan kepada pelanggan.
Dimsum yang padat isian dibakar hingga smoky dan renyah bagian kulitnya. Setelah matang diberi tambahan saus baik saus barbeque maupun saus mentai. Begitupula dengan potongan daging iga yang tebal-tebal.
"Pembeli yang paling banyak pesan memang shawarma tapi dimsum bakar juga peminatnya. Iga bakar juga ada tapi disesuaikan lagi sama kualitas daging iga yang sedang tersedia. Biar tetap enak dan nggak ada penurunan rasa," ujar Dani.
Jang Jang Die lebih memilih tidak menjual menu-menu tertentu ketika persediaan dari suppliernya tidak mencukupi. Dani mengatakan mereka tak pernah mengganti bahan yang digunakan demi menjaga kualitas rasa dan kepercayaan pelanggannya.
Baca juga: 10 Tempat Makan Bakso Malang Gurih dan Autentik di Jabodetabek
Simak Video "Aneka Chinese Food Murah Meriah di Jakbar"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/odi)