3. Cold Whisk
Ada trik yang paling berbeda dengan metode pembuatan matcha pada umumnya. Jika hampir semua metode pengocokan matcha menggunakan air bersuhu panas, cold whisk menggunakan suhu dingin.
Melansir Senbird Tea, cold whisk menggunakan susu yang telah didinginkan sebagai cairan pelarut matcha. Jumlah bubuk matcha yang digunakan pada metode ini ialah 2 sendok teh atau setara dengan 3-6 gram.
Susu dingin sebanyak 60 mililiter kemudian dimasukkan ke dalam mangkuk khusus untuk diaduk dengan chasen. Setelah merata, hasil kocokan matchanya dituangkan pada susu dingin sebanyak 60 mililiter lainnya dalam gelas saji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
4. Matcha Latte
![]() |
Matcha latte dan cold whisk seringkali dianggap sama. Padahal kedua menu ini memiliki perbedaan yang sudah terlihat sejak proses pengocokannya.
Melansir Perfect Daily Grind, matcha latte pertama-tama akan melarutkan matcha dengan air panas bersuhu 90 derajat celcius sebanyak 15 mililiter. Jumlah bubuk matcha yang digunakan sekitar 4-6 gram tergantung kepekatan yang hendak disajikan.
Setelah dikocok hingga berbuih padat dan tampak mengilap, hasilnya akan dituangkan ke dalam gelas saji dan dicampur susu. Berbeda dengan cold whisk, matcha latte menggunakan takaran campuran susu yang lebih banyak yaitu 125 - 250 mililiter.
5. Matchagato
Matchagato merupakan kreasi menu matcha yang terinspirasi dari affogato. Affogato asli ialah penyajian espresso dengan es krim untuk menghasilkan rasa yang manis seimbang dengan konsistensi yang lebih creamy.
Konsep ini lantas ditiru pada pembuatan matcha di kafe-kafe dan kedai kekinian. Melansir laman Naoki Matcha, untuk membuat matchagato dibutuhkan bubuk matcha ceremonial atau setidaknya matcha berkualitas tinggi.
Bahan dasar matcha yang digunakan ialah koicha, matcha yang dikocok dengan air panas hingga memiliki kepekatan yang mirip pasta. Kemudian koicha akan dituangkan ke atas es krim vanilla yang rasa dan tingkat kemanisannya dapat disesuaikan selera.
Baca juga: Restoran Fast Food Ini Hanya Terima Pelanggan 21 Tahun ke Atas
(dfl/odi)