Kreasi unik dilakukan pada biji kopi asal Wamena, Papua yang berkarakter kuat. Pemanggangan ala Jepang berhasil hadirkan kopi lokal dengan rasa yang berbeda.
Setiap biji kopi memiliki ciri khasnya sendiri. Karakter rasa yang tercipta secara alami sejak tanaman kopi ditanam akan menentukan rasa yang dihasilkan.
Banyak faktor yang menentukan sebuah biji kopi mengembangkan rasanya. Seperti ketinggian wilayah tanam, unsur hara dari tanahnya, serta berbagai proses pasca panen mulai dari fermentasi, pemanggangan, sampai teknik menyeduh yang digunakan.
Sebuah kafe di bilangan Jakarta Selatan, Tenun Coffee, mencoba memberikan sentuhan unik pada biji kopi lokal dari Wamena, Papua. Kopi Papua yang terkenal kuat dengan sentuhan rempah berhasil dihadirkan dengan identitas baru dengan gaya pemanggangan ala Jepang.
Jauh sebelum menjadi sebuah kafe di bilangan SCBD, Tenun Coffee sudah berdiri sebagai roastery sejak 1990. Sehingga tak perlu ragu dengan hasil roasting atau proses pemanggangan pada biji kopi yang disajikannya.
Baca juga: 5 Makanan yang Disarankan untuk Meredakan Depresi
Papua Japanese Styles Roast
Tenun Coffee menghadirkan kreasi biji kopi terbaru yang menggunakan kopi asal Wamena, Papua. Kopi yang berasal dari varietal Blue Mountain ini didatangkan langsung dari Wamena dengan ketinggian tanam 1300 - 1450 meter di atas permukaan laut.
Secara alami biji kopi Wamena, Papua sudah memiliki karakter khasnya. Sentuhan dark chocolate, karamel, hingga kesan rempah ketika disesap menjadi identitas yang dimiliki biji kopi dari Wamena.
Tetapi di tangan Tenun Coffee, biji kopi ini justru dihadirkan dengan cara baru. Proses pasca panen yang menggunakan full washed dengan pemanggangan ala Jepang diharapkan membentuk karakter yang lebih istimewa pada biji kopi lokal kebanggaan Indonesia.
Japanese Roast
Teknik Japanese Style Roast atau gaya pemanggangan kopi ala Jepang berbeda dengan teknik dan metode pemanggangan biji kopi hijau lainya. Teknik ini juga dikenal dengan sebutan Sumiyaki Coffee.
Proses pemanggangannya menggunakan arang khusus yang bernama binchotan. Dipercaya bahwa arang ini memberikan panas yang lebih stabil dan merasa serta memberikan aroma smoky yang khas untuk memperkaya rasa pada biji kopi itu sendiri.
Suhu yang digunakan lebih rendah daripada suhu roasting konvensional, berkisar 180 - 200 derajat celcius. Tetapi waktu yang digunakan lebih panjang sekitar 15-30 menit sehingga menghasilkan warna yang lebih hitam namun dengan kematangan light roast.