Diperkenalkan Belanda, Ini Sejarah Konsumsi Gula di Indonesia

Diperkenalkan Belanda, Ini Sejarah Konsumsi Gula di Indonesia

Diah Afrilian - detikFood
Sabtu, 12 Apr 2025 13:00 WIB
Diperkenalkan Belanda, Ini Sejarah Konsumsi Gula di Indonesia
Foto: Getty Images/hoozone
Jakarta -

Konsumsi gula yang marak di Indonesia ternyata diperkenalkan oleh orang Belanda. Ada perjalanan panjang di balik populernya gula terutama di tanah Jawa.

Peluncuran film bertajuk Pabrik Gula menyoroti bagaimana praktik industri gula di Indonesia, khususnya di Jawa. Jika menarik jauh ke belakang, perjalanan budaya konsumsi gula di tanah air pertama kali dipopulerkan oleh orang Belanda.

Manisnya rasa gula juga tidak semanis perjalanannya diterima dan berkembang di Indonesia. Sejarawan mencatat industri gula menjadi salah satu pelaksanaan tanam paksa yang diterapkan Belanda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdirinya pabrik gula terbesar di Jawa ternyata juga mempengaruhi kebiasaan orang Jawa yang senang makanan dan minuman manis. Melansir beberapa sumber, tim detikfood merangkai perjalanan manisnya gula hingga menjadi budaya populer di tanah air.

Diperkenalkan Belanda, Ini Sejarah Konsumsi Gula di IndonesiaIndustri gula pertama kali diperkenalkan oleh Belanda dan sukses menyumbang pendapatan besar. Foto: Getty Images/hoozone

Belanda Memperkenalkan Gula

Melansir laman Agronet, pada abad ke-17 Perusahaan Hindia Timur Belanda atau VOC mulai melirik industri gula di Indonesia. VOC mendirikan sejumlah perkebunan tebu di tanah Jawa.

ADVERTISEMENT

Mereka juga menyeimbangkannya dengan pembangunan pabrik-pabrik gula. Demi memenuhi keinginan menguasai industri gula, VOC juga mendatangkan mesin-mesin canggih untuk mengubah tebu yang dipanen menjadi gula pasir.

National Geographic mencatat pada abad ke-19 produksi gula menyumbang sepertiga pendapatan pemerintah Belanda. Mereka tergiur dengan manisnya keuntungan industri gula sampai bertindak dan menetapkan peraturan yang lebih jauh.

Peraturan Tanam Paksa Tebu

Tidak ada catatan pasti bagaimana akhirnya VOC menguasai lahan-lahan tebu di nusantara. Tetapi semuanya berawal dari peraturan bahwa setiap pribumi yang memiliki lahan pertanian harus setidaknya menanami sebagai tanahnya dengan tebu.

Seiring berjalannya waktu perbudakan terhadap para petani tebu mulai marak dilakukan. Pada 1850an, Belanda mengumpulkan informasi rinci tentang 10.000 desa untuk membuat rencana daerah tangkapan air untuk mendirikan pusat-pusat produksi gula.

Selama bertahun-tahun lamanya praktik tanam paksa dan perbudakan di lahan tebu terus berlangsung. Sampai akhirnya pada 1870 ada Undang-undang Agraria yang disahkan Belanda untuk menghapus kerja paksa dan mengizinkan perusahaan swasta menyewa tanah yang jarang ditempati penduduk.

Sejarah berkembangnya konsumsi gula di Indonesia berlanjut di halaman berikutnya.

Gula Sebagai Komoditas Utama

Kejayaan Belanda di tanah Jawa atas gula terus bergulir hingga mendekati kejatuhannya atau ketika Perang Dunia Kedua hampir berakhir. Gula yang awalnya menyumbang kas terbesar bagi pendapatan VOC berubah menjadi komoditas Indonesia pada tahun 1930an.

Saat itu Indonesia mampu menjadi negara pengekspor gula hingga 2,4 juta ton. Tak heran warga yang tinggal di sekitarnya begitu mudah mendapatkan pasokan gula untuk dikonsumsi sehari-hari.

Tokoh-tokoh konglomerat yang terkenal sebagai Raja Gula kebanyakan datang dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Salah satu pengaruh mudahnya dan murahnya gula di sana ditandai dengan dominasi makanan dan minuman manis yang dikonsumsi masyarakatnya.

Diperkenalkan Belanda, Ini Sejarah Konsumsi Gula di IndonesiaPusat industri gula yang berpusat di Jawa Timur dan Tengah membuat budaya konsumsi gula lebih marak di daerah tersebut. Foto: Getty Images/hoozone

Orang Jawa Identik dengan Makanan Manis

Praktik budaya konsumsi gula yang mengakar di Jawa terlihat dari contoh kecil berupa segelas teh. Memesan minuman di Jawa Timur, Tengah, dan sekitarnya, jika hanya menyebut teh atau es teh saja akan disajikan teh yang manis.

Hal ini berbeda dengan wilayah Jawa Barat yang jika hanya memesan teh akan mendapatkan teh tawar tanpa gula. Jawa Timur dan Jawa Tengah yang dekat dengan pabrik gula cenderung menyajikan teh yang manis dan Jawa Barat yang lebih dekat dengan perkebunan teh lebih sering menyajikan teh tawar.

Seiring berjalannya waktu, konsumsi gula di Indonesia juga semakin variatif. Tak hanya gula pasir, kini sudah mudah ditemukan gula aren, gula Jawa, hingga berbagai jenis gula lainnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Dokter Ungkap Penyebab Anak Alami Obesitas Sentral"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/odi)

Hide Ads