Beberapa kedai makanan menjual murah hidangannya seolah tak mementingkan keuntungan. Tujuannya jauh lebih mulia daripada sekadar cari untung.
Tujuan utama dari para pebisnis umumnya adalah mendapat keuntungan dan mengembangkan bisnisnya. Begitu pula dengan para pemilik bisnis kuliner walaupun masih dalam tahap UMKM yang sederhana.
Tetapi ada beberapa penjual makanan yang mengaku tak ingin ambil untung banyak. Tujuan mereka berjualan justru mencari pahala dan berbagai kepada orang-orang yang membutuhkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulai dari makanan murah hingga gratis dibagikannya kepada pelanggan yang datang. Walaupun ada yang sempat dilabrak oleh pelanggan lain namun mereka tak gentar untuk terus berbuat baik.
Berikut ini 5 aksi penjual yang tak mementingkan untung saat berjualan:
![]() |
1. Jual Ayam Panggang Rp 3.600
Sebuah pemandangan unik terjadi di bazar ramadan dari kedai yang menjajakan ayam panggang. Harga murah yang dipatoknya bahkan dianggap tak masuk akal untuk seekor ayam panggang.
Kedai yang buka 16.00 tersebut diantre pelanggannya sudah sejak pukul 12.00 siang. Sebanyak 300 ekor ayam yang dibanderol Rp 3.600 per ekornya ludes dalam waktu 30 menit saja.
Menurut pemilik kedainya tujuannya tak hanya fokus pada untung yang didapatkan. Ia berharap dapat membantu meramaikan bazar ramadan saat itu dan membantu penjual lain mendapat pelanggan juga.
2. Makanan Murah untuk Buruh
Kedai kaki lima di Vietnam menjadi sorotan gegara pemiliknya yang terlalu baik. Seorang wanita berusia 35 tahun memutuskan untuk mengoperasikan kedai makanan murah meriah.
Adapun tujuan mendirikan kedai tersebut ialah memberi kesempatan para buruh untuk makan enak dengan harga murah. Menunya beragam, ada bubur, mie instan, hingga nasi yang dilengkapi lauk pauk.
Harga seporsi makanannya hanya 1.000 Dong atau setara dengan Rp 639. Phuong, pemiliknya, juga disambut baik dengan warga sekitar dalam bentuk sumbangan alat masak dan bahan makanan yang diterimanya.
Kisah penjual yang fokus untuk berbagi kebaikan lainnya ada di halaman berikutnya.
3. Kedai Rawon yang Laris Manis
Sebuah keluarga memilih membuka kedai rawon di Singapura. Makanan yang berbeda dengan para penjual di sekitarnya ini berhasil mendapat perhatian dari warga sekitar yang datang untuk makan.
Berlokasi di Kukoh 21 Food Centre, Jalan Kukoh, Singapura ini juga disoroti gegara harga makanan yang murah meriah. Cukup membayar 2,50 Dollar Singapura atau setara dengan Rp 30.000 sudah bisa mendapatkan semangkuk rawon dan pelengkapnya.
Harga tersebut terbilang murah meriah karena rata-rata makanan kaki lima yang dijual di Singapuranya harganya sudah 2-3 kali lipat dari rawon tersebut. Ternyata kedai ini adalah bisnis kedua dari keluarga tersebut yang memang ditujukan untuk berbagi.
4. Menu Gratis untuk Lansia
![]() |
Kesulitan ekonomi tidak hanya berdampak pada usia produktif. Tetapi warga yangs udah lansia sekalipun secara tak langsung menjadi korban akan kesulitan ekonomi yang dialami.
Mereka yang tak lagi memiliki pendapatan tetap harus bekerja keras demi mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Sampai-sampai ada kedai yang menyajikan menu khusus lansia dan dibagikan gratis setiap harinya.
Setiap bulan kedai Ban Mian di Hougang Green Shopping Mall's FoodLoft Coffeeshop menyiapkan 88 mangkuk ban mian gratis. Pemiliknya mengaku hatinya terketuk melihat banyaknya lansia yang harus hidup dalam keterbatasan di sekitarnya.
5. Kedai Nasi Dilabrak Gegara Kemurahan
Wanita bernama Nurul Shima menciptakan kedai khusus nasi bungkus yang murah meriah. Ada beberapa jenis lauk yang dikemas berbeda dengan kertas nasi sederhana.
Setiap harinya ada puluhan nasi bungkus dengan lauk yang dijual dengan harga 3,50 Ringgit Malaysia atau setara dengan Rp 11.000 saja. Baginya membantu orang-orang yang kesulitan ekonomi dan mencegah banyak orang kelaparan menjadi tujuan utamanya.
Tetapi dalam menjalankan bisnis tersebut nyatanya banyak tantangan yang harus dihadapi. Nurul bercerita dirinya sempat dilabrak oleh penjual makanan lain karena dianggap merusak harga pasar yang bersaing.