Kisah alih profesi yang cukup kontras dibagikan oleh Claire Tan. Mantan pramugari ini sekarang mantap menjadi penjual bagel dan mengelola kafe sendiri. Begini kisahnya.
Jalan hidup seseorang memang tidak ada yang tahu. Menjalani profesi yang terlihat sudah mapan, tak menjamin seseorang tetap bertahan. Karena alasan mengejar 'passion', beberapa orang akhirnya banting setir dari profesi sebelumnya.
Hal inilah yang dialami oleh Claire Tan, seorang wanita di Malaysia. Sebelumnya ia bekerja sebagai pramugari, tapi kini menjadi pendiri kafe bagel trendy di Tun Razak Exchange (TRX), Kuala Lumpur, Malaysia, bernama Grumpy Bagels.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip Weird Kaya (23/3/2025), Claire rupanya memang sudah memiliki mimpi punya bakery sendiri sejak muda. Hal ini dipengaruhi oleh sang ibu yang hobi bikin kue dan masak.
Claire bahkan sudah memutuskan hendak sekolah seni kuliner, tapi ibunya khawatir di masa depan ia tidak bisa meraih pendapatan stabil.
Akhirnya Claire memilih kuliah jurusan Sumber Daya Manusia (SDM). Usai lulus, ia melihat ada lowongan pramugari maskapai Emirates Airline buka di Singapura.
"Saya langsung memanfaatkan kesempatan itu dan mengikuti wawancara, dan diterima sebagai pramugari pada tahun 2016," ungkapnya.
Dalam 3 tahun pertama karirnya, Claire sudah 'terbang' ke banyak negara dan bertemu banyak orang. Ia bahkan mendeskripsikan pekerjaannya sebagai yang terbaik di dunia.
Berhenti jadi pramugari
![]() |
Meski sudah nyaman dengan pekerjaannya, Claire harus menerima kenyataan bahwa ia terkena dampak PHK akibat pandemi Covid-19. Selain itu, kondisi kesehatannya memburuk karena jadwal penerbangan yang tak tertentu dan ia sering alami 'jet lags'.
Pada 2021, kontraknya tidak sebagai pramugari diberhentikan. "Namun saya merasa beruntung karena sebelum diberhentikan, saya telah memulai bisnis rumahan sendiri di Dubai, di mana saya membuat kue bolu pandan dan menjualnya kepada rekan-rekan Malaysia yang merindukan cita rasa kampung halaman," ujarnya.
Coba peruntungan jualan bagel
Saat kembali ke Malaysia, Claire mengaku bingung tentang apa yang harus dia lakukan. Dia juga tidak yakin jualan kue pandan bakal menguntungkan.
"Akhirnya saya mulai coba buat bagel di rumah karena saya jatuh cinta dengan bagel selama banyak perjalanan ke New York City. Di sana saya selalu makan bagel," kata Claire.
Ia merasa beruntung didukung penuh oleh suaminya. Sang suami memberi ide agar Claire buka kafe bagel sendiri di Malaysia. Namun, ide ini mendapat penolakan dari sang ibu yang merasa bahwa pekerjaan ini tidak stabil.
Claire melanjutkan, "Namun, saya memutuskan untuk memercayai insting saya dan bersikeras untuk melakukannya karena pengalaman saya di Dubai menunjukkan bahwa baking adalah bisnis yang bisa berhasil."
Hingga akhirnya kafe Grumpy Bagels resmi lahir pada bulan April 2024.
Claire Tan belajar dari kritik demi meraih kesuksesan, baca halaman selanjutnya.
Belajar dari kritik
![]() |
Bisnis bagel Claire tidak langsung berjalan mulus. Ia sempat menerima kritik dari banyak orang Malaysia mengenai bagel yang keras karena mereka terbiasa makan roti Jepang yang lembut.
Akhirnya ia dan sang suami mencari formula agar bagel buatannya disukai orang Malaysia. "Di Grumpy Bagels, bagel kami masih kenyal, tetapi teksturnya lebih lembut," jelasnya.
Usahanya pun berbuah manis. Banyak pelanggan kini rela antre demi mencicipi 14 bagel unik buatannya.
Kafe bagel miliknya pun jadi sorotan karena konsepnya unik. Bangunan kafe merupakan bangunan bersejarah yang kini menyatu dengan keseluruhan konsep kafe.
Yakin dengan potensi diri sendiri
![]() |
Saat ditanya mengenai saran apa yang bisa dia berikan terhadap orang yang ingin banting setir profesi seperti dirinya, Claire menekankan pentingnya menyiapkan diri sepenuhnya.
"Banyak orang bertanya kepada saya bagaimana menjaga keseimbangan kehidupan dan pekerjaan, tetapi sejujurnya, saya tidak tahu bagaimana menyeimbangkannya. Bagi saya, ini lebih terasa seperti integrasi kehidupan dan pekerjaan, di mana prioritas berubah seiring waktu," ujarnya.
Ia sudah melewati masa harus menstabilkan operasional kafe dan menciptakan produk bagel yang sesuai. Kini prioritasnya lebih ke fokus pada diri sendiri dan menentukan arah masa depan bisnis.
Claire juga mendorong orang lain untuk keluar dari rasa takut akan kegagalan dan memiliki keyakinan yang lebih besar terhadap potensi diri mereka sendiri.
"Selalu percaya pada apa yang dapat Anda capai. Selain itu, jangan takut untuk keluar dari zona nyaman Anda. Anda mampu melakukan lebih dari yang Anda kira!" tutupnya.
(adr/odi)