Belajar dari kritik
![]() |
Bisnis bagel Claire tidak langsung berjalan mulus. Ia sempat menerima kritik dari banyak orang Malaysia mengenai bagel yang keras karena mereka terbiasa makan roti Jepang yang lembut.
Akhirnya ia dan sang suami mencari formula agar bagel buatannya disukai orang Malaysia. "Di Grumpy Bagels, bagel kami masih kenyal, tetapi teksturnya lebih lembut," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usahanya pun berbuah manis. Banyak pelanggan kini rela antre demi mencicipi 14 bagel unik buatannya.
Kafe bagel miliknya pun jadi sorotan karena konsepnya unik. Bangunan kafe merupakan bangunan bersejarah yang kini menyatu dengan keseluruhan konsep kafe.
Yakin dengan potensi diri sendiri
![]() |
Saat ditanya mengenai saran apa yang bisa dia berikan terhadap orang yang ingin banting setir profesi seperti dirinya, Claire menekankan pentingnya menyiapkan diri sepenuhnya.
"Banyak orang bertanya kepada saya bagaimana menjaga keseimbangan kehidupan dan pekerjaan, tetapi sejujurnya, saya tidak tahu bagaimana menyeimbangkannya. Bagi saya, ini lebih terasa seperti integrasi kehidupan dan pekerjaan, di mana prioritas berubah seiring waktu," ujarnya.
Ia sudah melewati masa harus menstabilkan operasional kafe dan menciptakan produk bagel yang sesuai. Kini prioritasnya lebih ke fokus pada diri sendiri dan menentukan arah masa depan bisnis.
Claire juga mendorong orang lain untuk keluar dari rasa takut akan kegagalan dan memiliki keyakinan yang lebih besar terhadap potensi diri mereka sendiri.
"Selalu percaya pada apa yang dapat Anda capai. Selain itu, jangan takut untuk keluar dari zona nyaman Anda. Anda mampu melakukan lebih dari yang Anda kira!" tutupnya.
(adr/odi)