Sejak lama ada banyak diet populer yang ditiru pegiat hidup sehat. Namun ada beberapa pola diet yang pernah populer disebut oleh ahli tak lagi layak untuk ditiru.
Tren diet sehat tidak hanya diminati akhir-akhir ini saja. Sejak berkembangnya teknologi informasi, kemudahan penyebaran tren diet ikut melonjak hingga membuat banyak orang percaya pada metode diet yang ditemukan di internet.
Sejak beberapa tahun lalu, tren diet di internet sudah menjadi acuan para pegiat hidup sehat. Tetapi ahli gizi angkat suara dan menyebut ada beberapa diet yang pernah populer namun kini tak lagi layak ditiru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merujuk pada berbagai pengamatan dan penelitian ilmiah, ada metode diet yang diakui tak cukup sehat untuk dilakukan. Hingga disarankan untuk ditinggalkan dan tak bisa lagi diterapkan sebagai cara hidup yang sehat.
Baca juga: Duh! Pesan Katering Rp 2,4 Juta Diantar Setelah Acara Usai
Berikut ini 5 metode diet yang sudah usang dan tak lagi cocok diikuti, melansir EatingWell:
![]() |
1. Pembatasan kalori ketat
Sejak dahulu banyak yang percaya bahwa untuk menurunkan berat badan cara paling efektifnya ialah membatasi kalori. Sehingga banyak berkembang metode diet yang membatasi asupan kalori secara ketat.
Dalam praktiknya, pembatasan kalori secara ketat juga mengurangi asupan makronutrien yang diperlukan oleh tubuh. Bahan-bahan seperti karbohidrat, protein, dan lemak seringkali dianggap dan masuk dalam daftar makanan tinggi protein yang harus dihindari.
Padahal membatasi asupan makronutrien yang diperlukan tubuh justru dapat memicu terjadinya eating disorder atau kelainan tubuh mencerna makanan. Jamie Nadeu, selaku ahli gizi, mengatakan diet ini akan membuat pelakunya merasa tersiksa ketika berada di sekeliling makanan.
2. Diet 1.200 kalori
Hingga beberapa tahun lalu, banyak konten kreator dan kisah sukses diet yang membagikan hasil dari metode 1.200 kalori. Faktanya ini diet tak pernah dianggap sebagai pola makan yang sehat oleh ahli gizi.
"Asupan rendah energi ini sederhananya tidak akan cukup bagi orang dewasa. Aslinya, asupan 1.200 kalori ini hanya kadar kalori yang diperlukan oleh tubuh seorang anak-anak setiap harinya," kata Anastasia Gialouris selaku ahli gizi dari Brooklyn.
Konsekuensi lainnya dari metode diet ini ialah lonjakan yang akan lebih parah daripada berat badan sebelum diet. Jika merujuk pada 2020-2025 Dietary Guideline for Americans, orang dewasa setidaknya membutuhkan 1.600 - 2.000 kalori per hari.
Metode diet yang harus ditinggalkan lainnya berlanjut di halaman berikutnya.
3. Konsumsi diuretik dan laksatif
Selain mengatur pola makan, pelaku diet juga banyak yang ingin jalan alternatif. Ialah memilih obat-obatan yang cukup berbahaya seperti diuretik maupun laksatif guna mendorong pengeluaran makanan dari dalam perutnya.
Diuretik dan laksatif adalah obat-obatan yang membantu tubuh mengeluarkan cairan dan makanan di dalamnya dengan cara memaksa. Memang awalnya akan memberikan penurunan berat badan yang signifikan tetapi takkan berlangsung lama.
Ada beberapa efek samping yang dapat ditimbulkan akibat konsumsi diuretik dan laksatif berkepanjangan. Seperti dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, kekurangan vitamin, kerusakan organ, hingga gangguan jantung.
4. Diet satu makanan
![]() |
Mono diet atau diet yang hanya mengonsumsi satu jenis makanan saja termasuk salah satu yang berbahaya. Bahkan selebriti sekelas Victoria Beckham dikabarkan hanya mengonsumsi satu makanan selama puluhan tahun hidupnya.
Salah satu menu yang paling populer untuk metode diet ini adalah mengonsumsi sup kol, bawang putih, atau hanya buah anggur selama beberapa hari maupun beberapa minggu. Ada saran bahwa untuk melakukan Mono Diet harus memilih makanan yang tinggi air.
Walaupun kebutuhan hidrasinya tercukupi tetapi ada potensi tubuh akan kekurangan nutrisi lain. Begitupula dengan efek sampingnya yang berbahaya seperti kekurangan nutrisi, gangguan pencernaan, hingga kelainan kebiasaan makan.
5. Suplemen penurun berat badan
Bukan hal yang aneh jika banyak orang mengandalkan suplemen penurun berat badan untuk mendapatkan tubuh ideal. Produsen suplemen berat badan akan menjanjikan peningkatan metabolisme untuk membantu penurunan berat badan.
"Suplemen penurun berat badan tidak terdaftar pada Food and Drugs Association (FDA), jadi mereka seringkali menambahkan bahan-bahan yang terbukti berbahaya untuk tubuh," jelas Wendy Lord selaku ahli gizi.
Namun suplemen penurun berat badan ini memang tak pernah dilarang sehingga akan tetap mudah ditemukan dan dijual bebas. Namun hasil penelitian membuktikan konsumsinya yang berkepanjangan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, stroke, hingga serangan jantung mendadak.
Simak Video "Inspirasi Menu Diet Sehat yang Tak Bikin Bosan"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/odi)