Kafe ini memiliki misi mulia dengan mempekerjakan 50 wanita korban penyiraman air keras. Pemilik kafe berharap bisa menggalang dana untuk pengobatan dan rehabilitasi korban.
Tak jauh dari Taj Mahal yang merupakan salah satu ikon wisata di India, ada kafe yang mencuri perhatian dengan konsepnya. Kafe itu didirikan untuk membantu para istri yang hidupnya dirusak karena kekerasan suami mereka.
Sering kali para istri menjadi korban penyiraman air keras hingga membuat wajah dan kulit mereka rusak. Namun, di kafe ini mereka tidak perlu sungkan atau malu untuk mencari nafkah karena para wanita korban penyiraman air keras dapat bekerja sebagai pelayan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inisiatif mulia ini juga punya misi lain yaitu membantu para korban berintegrasi kembali ke masyarakat. Nama kafenya adalah Sheroes Hangout yang menawarkan makanan dan minuman India serta Barat.
Mengutip South China Morning Post (19/2/2025), pemilik kafe juga mendedikasikan keuntungannya dipakai untuk mendanai perawatan dan rehabilitasi para korban penyiraman air keras. Insiden mengerikan ini faktanya memang sering terjadi di India.
Penyebabnya berbagai hal, misalnya pria ingin balas dendam atas cinta yang hilang atau tidak terpenuhi. Penyebab lain termasuk karena mertua terlibat dalam sengketa harga keluarga.
Wanita korban penyiraman air keras pun harus berjuang untuk mengembalikan kepercayaan diri mereka. Di kafe ini, mereka menunjukkan bahwa martabat dan keberaniannya tidak hilang karena kualitas diri mereka tercermin dari cara kerja mereka, bukan karena penampilan fisik.
Berdayakan wanita korban penyiraman air keras
![]() |
Interior kafe Sheroes Hangout diramaikan oleh poster-poster korban penyiraman air keras. Poster ini menampilkan sosok para wanita, termasuk nama dan situasi saat mereka diserang.
Nama 'Sheroes' sendiri diambil dari gabungan kata 'she' dan 'heroes' atau berarti 'dia (wanita) pahlawan'. Harapannya bisa menggambarkan perjuangan para wanita korban penyiraman air keras sebagai pahlawan.
"Para korban sering kali didiskriminasi karena penampilan mereka, dan mereka cenderung dijauhi di masyarakat," kata Ashish Shukla, salah satu pemilik kafe yang dibuka pada tahun 2014 tersebut.
Ia melanjutkan, "Kami ingin menciptakan tempat di mana para wanita ini dapat memperoleh kembali keinginan untuk hidup dan sarana untuk mencari nafkah."
Pemilik kafe terinspirasi kisah nyata dari korban penyiraman air keras. Baca halaman selanjutnya.
Terinspirasi kisah sulit Geeta Mahor
Shukla juga merupakan pemilik yayasan Chhanv Foundation yang menaungi para wanita korban penyiraman air keras. Shukla kemudian bertemu Geeta Mahor, korban penyiraman air keras yang sangat butuh uang dan pekerjaan.
Mahor menjadi korban saat dirinya masih berusia awal 20 tahunan. Saat itu, suaminya yang merupakan pecandu alkohol tiba-tiba menyiramkan air keras ke wajahnya dan 2 putrinya yang masih kecil. Mahor alami luka bakar parah.
Ketika ia mencoba bekerja sebagai pembantu rumah tangga, ia ditolak karena wajahnya yang cacat. Ia harus menjalani banyak operasi, dan hidup menjadi semakin sulit.
Suaminya memang sempat dipenjara selama 3 tahun, tapi kemudian Mahor kembali hidup bersama suaminya itu karena butuh dukungan finansial. Ia terpaksa melakukan hal itu, meski perilaku kasar sang suami terus berlanjut.
Kisah Mahor pun menginspirasi Shukla untuk mendirikan kafe ini. Ia bertekad mendukung para wanita korban penyiraman air keras. Total, ada 3 kafe milik Shukla di India yang mempekerjakan 50 korban penyiraman air keras.
Menurut data terbaru yang dicatat oleh Biro Catatan Kejahatan Nasional India, pada tahun 2022 ada sekitar 200 serangan air keras yang dilaporkan di seluruh negeri. Namun, Shukla bersikeras jelas ada lebih banyak lagi karena banyak yang tidak dilaporkan.
Meskipun pria juga menjadi korban serangan semacam itu, wanita umumnya paling banyak menjadi sasaran.
Kafe beri beragam edukasi
![]() |
Di Sheroes Hangout, para wanita korban penyiraman air keras mendapat beragam edukasi. Mulai dari kursus percakapan bahasa Inggris, kerajinan tangan, hingga keterampilan dasar untuk membantu para wanita menjadi mandiri.
"Rencana kami selanjutnya adalah agar para korban memulai bisnis mereka sendiri," kata Shukla. Ia mengaku tak ada program dukungan pemerintah untuk inisiasinya.
Ke depannya, Shukla berencana buka kafe di New Delhi. Namun menurut Shukla, sampai pemerintah India serius melarang penjualan air keras, maka kasus penyiraman air keras masih akan terus berlanjut.
Mengenai Mahor, dia bertekad untuk memanfaatkan sisa hidupnya sebaik-baiknya, terutama demi putrinya yang buta.
"Saya sudah hidup dengan wajah seperti ini," katanya. "Saya ingin membuat kehidupan putri saya indah dan cemerlang. Itulah sebabnya saya tidak akan pernah menyerah dan terus bekerja," tutupnya.