Bagi sebagian orang makan sendirian terasa menyeramkan. Faktanya tren makan sendirian justru tengah meningkat serta ada manfaat di balik kebiasaan makan ini.
Memiliki teman yang banyak memang menyenangkan. Apalagi mereka selalu bersedia untuk menemani kapanpun kamu ingin bepergian dan ke mana pun tujuannya.
Kebiasaan berkumpul juga ikut memengaruhi kebiasaan makan seseorang. Sebagian orang mengaku lebih senang makan bersama-sama dan merasa aneh hingga takut jika terpaksa makan sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di balik pandangan ketakutan banyak orang atas makan sendirian, ternyata ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan. Para pengamat dan peneliti menyebut ada kenaikan tren makan sendirian yang signifikan sampai memengaruhi tata letak meja restoran.
![]() |
Melansir Huffpost (26/9/24) sebuah survey dari restoran perusahaan reservasi restoran online mencatat adanya kenaikan reservasi makan untuk 1 orang hingga 60%. Tren ini terlihat sejak awal 2024 bahkan pada pelanggan dengan rentang usia Gen Z hingga Milenial angkanya menyentuh 68%.
Dr. Supatra Tovar selaku psikolog klinis dan ahli diet menyebut stigma bahwa orang yang sendirian menandakan kesepian atau ketidakmampuan membangun hubungan sosial tak sepenuhnya benar. Menurutnya, keberanian seseorang untuk makan sendirian adalah keputusan yang cukup bijaksana untuk mulai peduli pada diri sendiri.
"Meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental telah membuat banyak orang memprioritaskan kebutuhan mereka sendiri dan pengalamannya sendiri," ujarnya.
Penyanyi sekaligus aktor Harry Styles sekalipun dikabarkan memilih makan sendirian saat merayakan ulang tahunnya. Dikabarkan oleh Hello Magazine (13/2) ia yang genap berusia 35 tahun itu tertangkap kamera mengunjungi sebuah restoran di Roma, Italia saat hari ulang tahunnya.
![]() |
Tovar menyebut, hal serupa nyatanya dapat memberikan beberapa manfaat untuk tubuh. Salah satunya memaksimalkan untuk menerapkan metode mindful eating atau makan dengan bijak yang digalakkan ahli untuk dilakukan masyarakat.
Mindful eating membiarkan tubuh mengenali sinyal-sinyal yang dikirim sesuai kebutuhan. Seperti waktu makan yang tepat, pemilihan menu yang tepat, hingga mengenali rasa kenyang lebih baik agar tak makan terlalu banyak.
Sisi positif lainnya dilihat oleh Tovar sebagai kesempatan emas bagi mereka yang memiliki diet khusus. Misalnya pelaku vegan atau vegetarian dan kasusnya pada penderita alergi makanan tertentu yang tak perlu mengikuti selera teman makannya.
Pada 2021 penelitian oleh seorang mahasiswa di universitas di Korea Selatan membahas bagaimana kebiasaan makan sendirian berdampak dalam meningkatkan kepercayaan diri. Hasil penemuannya tersebut lantas dipublikasi melalui International Journal of Environmental Research and Public Health, tak hanya kepercayaan diri tetapi makan sendiri dapat membantu mematangkan kecerdasan emosional pelakunya.
(dfl/odi)