Tak dapat dipungkiri bahwa penampilan makanan memengaruhi nafsu makan yang melihatnya. Ternyata ada alasan tertentu mengapa makanan harus disajikan indah.
Menilai makanan tidak hanya melalui rasanya saja. Seperti frasa yang menyebut 'dari mata jatuh ke hati' begitu pula penyajian makanan yang harus dilakukan dengan cantik dan memikat mata terlebih dahulu.
Ternyata ide untuk menyajikan makanan dengan tampilan yang cantik tidak tercipta begitu saja. Japan Today (6/2) mencatat bahwa trik marketing dalam menjual makanan dengan tampilan yang cantik sudah dilakukan sejak sebelum abad ke-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adalah perusahaan asal Amerika Serikat yang terkenal memainkan teknik pemasaran melalui penampilan makanan yang diproduksi. Hal ini juga yang kemudian membuat warna-warna cerah seolah identik dengan suatu rasa tertentu pada makanan.
![]() |
Seperti warna merah muda atau biru cerah pada permen yang sering dikaitkan dengan rasa raspberry atau stroberi. Padahal warna asli dari buah raspberry dan stroberi tidak akan secerah seperti yang dibuat dalam bentuk permen.
Devina Wadhera selaku perwakilan dari asosiasi fakultas College of Integrative Sciences and Arts of Arizona State University menyebut ada pengaruh penampilan makanan dengan psikologi konsumen. Hal ini dilakukan guna menarik perhatian terlebih dahulu untuk membuat banyak orang tertarik.
"Kontak sensori pertama adalah ketika mata manusia terbuka dan langsung melihatnya. Itu akan menjadi kesempatan penilaian pertama yang menentukan keputusan untuk dilakukan," ujarnya.
Selain itu, warna dan penampilan yang nyentrik juga membuat identitas bagi suatu produk lebih mudah diingat. Misalnya ketika melihat kue tart sebagai kue ulang tahun atau melihat es krim warna-warni sebagai tanda perayaan pesta.
Baca juga:
![]() |
"(Camilan pedas) Mereka akan dibuat dengan warna sangat merah karena perusahaan berusaha mengatakan bahwa makanan itu akan sangat pedas karena mereka ingin mendapatkan sensasi dan persepsi pelanggannya terlebih dahulu," lanjut Wadhera.
Charles Spence selaku profesor eksperimen psikologi dari University of Oxford juga angkat suara. Ia menyebut bahwa ketika konsumen makanan melihat warna biru, mayoritas akan berpikir rasanya seperti obat kumur.
Spence lebih lanjut juga mengatakan semakin merona warna makanan, maka akan semakin menegaskan rasa yang hendak dihadirkan. Tetapi ia juga tak bisa mengelak bahwa tetap ada pengaruh budaya yang meliputi persepsi konsumen memilih warna makanannya.
(dfl/odi)