5 Fakta Naniura, 'Sashimi' yang Berasal dari Santapan Raja Batak

5 Fakta Naniura, 'Sashimi' yang Berasal dari Santapan Raja Batak

Diah Afrilian - detikFood
Kamis, 06 Feb 2025 11:30 WIB
5 Fakta Naniura, Sashimi yang Berasal dari Santapan Raja Batak
Foto: Istimewa
Jakarta -

Ternyata Indonesia punya hidangan serupa sashimi dari tanah Batak yang cukup populer. Hidangan bernama naniura ini berasal dari makanan favorit para raja Batak.

Kekayaan budaya yang beragam bahkan sulit dihitung membuat Indonesia begitu kaya. Setiap daerah memiliki keunikan baik dari kebudayaan hingga makanan tradisional yang berbeda-beda setiap wilayahnya.

Salah satu yang populer dengan budaya kulinernya ialah tanah Batak atau Sumatera Utara. Banyak hidangan unik yang berasal dari wilayah ini termasuk sashimi asli Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menerapkan adat istiadat dengan begitu kental pada kesehariannya. Ada hidangan bernama naniura, salah satunya, yang punya keunikan sendiri bahkan disebut sebagai jejak para raja Batak.

Berikut 5 fakta naniura makanan khas Batak yang disebut sashimi asli Indonesia:

5 Fakta Naniura, 'Sashimi' yang Berasal dari Santapan Raja BatakNaniura khas Batak, sering disebut sebagai sashimi tradisional khas Indonesia. Foto: Istimewa

1. Mengenal naniura

Konsep naniura disajikan layaknya sashimi yang populer dari Jepang. Melansir Indonesia Kaya, Naniura dalam Bahasa Batak diartikan sebagai ikan yang tidak dimasak.

ADVERTISEMENT

Uniknya, hidangan ini tidak memiliki aroma amis atau rasa yang menyengat mengganggu. Walaupun tidak sepopuler ikan mas arsik, tetapi naniura seringkali membuat orang yang bukan asli Batak penasaran.

Namun, walaupun seringkali disebut sebagai sashimi khas Indonesia, naniura memiliki cara pemasakan yang berbeda. Ada proses khusus yang dilakukan sebelum menyajikan ikan mas mentah menjadi seporsi naniura.

2. Kebanggaan orang Batak

Merujuk pada budaya yang masih dilakukan di Batak, hidangan naniura seolah menjadi kebanggaan sendiri. Sampai-sampai ada lagu daerah yang diciptakan menyebut keistimewaan naniura secara khusus.

Adalah lagu berjudul Tabo Do Dekke Naniura yang berarti ikan yang diasami itu rasanya enak. Melansir Indonesia.go.id, kelezatan naniura menhilhami seorang penyair untuk meminta orang tuanya merestui kisah cintanya dengan wanita dari tepi Danau Toba.

Naniura bahkan tidak hanya bisa dibuat di tanah Batak. Melainkan banyak orang Batak yang merantau ke kota-kota lain dan mulai menyajikan naniura dalam skala rumahan sehingga ikut andil mengenalkan hidangan tradisional asal kampung halamannya.

Fakta unik naniura lainnya ada di halaman berikutnya.

3. Proses fermentasi khusus

Good News From Indonesia, membenarkan bahwa dalam menyajikan naniura butuh proses yang panjang dan lama. Naniura tidak serta merta disajikan seperti sashimi yang ketika ikan selesai dibersihkan, kemudian diiris tipis, dan dihidangkan untuk konsumennya.

Saat membuat naniura, ikan mas harus disiapkan dalam kondisi benar-benar bersih. Ada juga beberapa bumbu dapur dan rempah yang dihaluskan untuk kemudian dibalurkan ke seluruh bagian tubuh ikan.

Suku Batak biasanya akan mendiamkan naniura selama 5 jam dan membiarkan proses fermentasi berlangsung. Waktu lama yang dibutuhkan untuk membuat naniura ini yang menyebabkan hidangan tersebut lebih saring disajikan hanya pada hari-hari penting saja.

4. Makanan favorit raja Batak

5 Fakta Naniura, 'Sashimi' yang Berasal dari Santapan Raja BatakTernyata sejak masa lampau, makanan in i telah menjadi santapan favorit raja Batak. Foto: Istimewa

Indonesia.go.id menyebut awalnya naniura bukan menggunakan jenis ikan mas. Melainkan ada ikan endemik yang hanya hidup di Danau Toba tetapi akhir-akhir ini sudah sulit dan langka untuk ditemukan.

Hidangan naniura bukan kreasi masyarakat setempat, namun hidangan yang sudah dijaga turun temurun penyajiannya. Di masa lampau, hidangan naniura menjadi makanan favorit Raja-Raja Batak di Tapanuli.

Sempat ada kepercayaan bahwa hanya koki atau juru masak kerajaan yang berhak memasak dan menyajikan naniura. Jejak turunnya naniura hingga menjadi hidangan yang dapat dikonsumsi secara umum konon belum terdeteksi awal mulanya.

5. Rempah khas Batak jadi kuncinya

Dibalik penyajian naniura yang mentah tetapi tak amis, ada peran rempah-rempah khas Batak yang diandalkan. Naniura tidak dimasak dengan bumbu cepat saji atau bahan-bahan modern seperti hidangan pada umumnya.

Adalah andaliman atau dengan nama latin Zanthoxylum Acanthopodium yang juga populer sebagai merica khas Batak menjadi kuncinya. Kemudian rasa asam pada naniura juga datang dari penggunaan asam jungga atau jeruk jungga.

Jeruk jungga khas Batak mampu menghilangkan bau amis pada ikan yang menyengat hingga hampir tidak tercium sama sekali. Salah satu alasan naniura tak sering disajikan selain di luar Batak ialah karena bahan kunci tersebut yang tak mudah ditemukan di wilayah lain.

(dfl/odi)

Hide Ads