Banyak gerai makanan legendaris tutup karena tak punya penerus. Namun, pemilik gerai nasi ayam sejak 1987 ini tak mau bisnisnya berakhir begitu. Ia berwasiat hal ini ke keluarga.
Kisah mengenai bisnis kuliner legendaris yang bertahan puluhan hingga ratusan tahun selalu menarik disimak. Sebab bukan perkara mudah untuk mempertahankan eksistensi saat ini, di tengah persaingan ketat dan kondisi ekonomi yang sulit.
Alhasil banyak terdengar kabar bisnis kuliner legendaris berakhir tutup dan meninggalkan para pelanggan setia. Penyebabnya biasanya karena bangkrut atau tak memiliki penerus usaha.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Thien Chor Meng yang merupakan pemilik gerai nasi ayam legendaris di Golden Mile Food Centre, Singapura bernama Da Po Hainanese Chicken Rice & Curry Chicken Noodles tak ingin bisnisnya berakhir mengenaskan.
Mengutip Must Share News (23/1/2025), tepat sebelum ia wafat pada Sabtu (18/1) dalam usia 77 tahun, Thien Chor Meng memanggil istri dan anak laki-lakinya. Ia berpesan agar usahanya ini terus dilestarikan alias tidak tutup.
Sebelumnya, dalam unggahan Facebook resmi gerai tersebut, tertulis informasi kalau mereka tutup sementara usai meninggalnya sang pendiri. Meski saat ini usahanya sudah dijalani oleh anak laki-laki keduanya, tapi mereka tetap tutup sementara karena upacara peringatan kematian ayahnya akan diadakan.
![]() |
Kios keduanya di Tanglin Halt Market and Food Centre juga akan ditutup, seperti yang tercantum dalam unggahan tersebut.
Sebelum Thien wafat, istrinya yang bernama Leh Kah Kiow (75) bercerita kalau ia tetap sering datang ke gerai meski sudah mengalami masalah kesehatan. Biasanya untuk mengambil uang dan membersihkan piring.
Istri dan anak kedua Thien, Li Wen (46), mengatakan kepada Shin Min Daily News bahwa Thien mulai menderita penyakit sejak 2016. Ia harus menjalani dialisis ginjal tiga kali seminggu, hingga membuat sang anak akhirnya mengambil alih operasional gerai.
Namun Thien disebut keluarganya sosok yang gila kerja. Ia bahkan menelepon istrinya dari rumah sakit untuk mengingatkannya agar membuka gerai. Sejak 2 bulan lalu, Thien memang dirawat intensif di rumah sakit.
Kebiasaan menelepon istri dan anak-anaknya untuk mengingatkan buka gerai ternyata juga masih berlangsung sesaat sebelum ia meninggal.
Istrinya ingat ia menerima telepon dari rumah sakit pagi-pagi sekali. Saat itu sang istri bilang saat itu masih pagi dan ia harus tidur.
![]() |
Setelah rentetan hal ini terjadi, Leh mengatakan mungkin ini cara sang suami menghubungi orang-orang yang dicintainya sambil memberikan pesan penting karena ia sadar tidak punya banyak waktu lagi.
Thien mengawali karirnya bekerja di bidang Food & Beverages (F&B) sejak muda. Ia pun dapat memasak berbagai hidangan.
Setelah bekerja untuk orang lain, ia mendirikan Da Po bersama sang istri di Golden Mile Food Centre pada tahun 1987.
Saat mulai bisnis tersebut, mereka menyadari tidak ada yang menjual mi ayam kari sehingga mereka memutuskan untuk menawarkannya. Pasangan itu bekerja keras setiap hari dari pagi hingga senja, menjalankan kios mereka sambil membesarkan empat anak laki-laki.
![]() |
Upaya mereka membuahkan hasil manis. Banyak warga lokal akhirnya mengantre demi bisa mencicipi nasi ayam Hainan buatan mereka dan mie kari.
Prestasi gemilang juga sudah diraih Da Po selama berdiri. Pada 2009, gerainya dinobatkan sebagai salah satu dari "10 Raja Nasi Ayam Terbaik".
Pada 2024, Da Po juga masuk dalam Michelin Guide. Menurut halaman Facebook-nya, Li Wen juga dianugerahi Outstanding Hawker Mentor Award pada tanggal 4 November di Singapore Hawkers Awards, atas jasanya sebagai mentor Hawkers' Development Programme.
Sejumlah selebriti juga telah difoto di stan tersebut, termasuk Edmund Chen, Bryan Wong, Kym Ng, dan Romeo Tan.
(adr/odi)