Pasta merupakan makanan mengandung gluten. Tetapi saat makan pasta di Eropa tak membuat sakit perut terutama bagi penderita alergi gluten. Ternyata ini sebabnya.
Meskpun asli Italia, pasta sudah tersebar di berbagai negera juga diproduksi di luar Italia, termasuk di Indonesia. Pasta tergolong makanan bergluten sehingga dihindari penderita intoleransi gluten. Namun saat mereka mengonsumsi pasta di Eropa tak mengalmi sakit perut, reaksi alergi saat konsumsi gulten.
Dilansir dari Delish (27/12/2024), ada beberapa alasan mengapa pasta di Eropa tak membuat sakit perut meskipun mengandung gluten. Hal ini diungkapkan oleh Melanie Murphy Richter, seorang ahli gizi asal Amerika Serikat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perbedaan Jenis Gandum
![]() |
Salah satu alasan mengapa pasta di Eropa tak membuat sakit perut adalah penggunaan biji gandum. Varietas gandum di Amerika Serikat dan Eropa berbeda.
Gandum yang ada di Eropa berasal dari gandum merah dan gandum durum yang teksturnya lembut. Sedangkan, gandum yang ada di Amerika Serikat memiliki tekstur yang cenderung keras.
Tekstur dari gandum ini ternyata memengaruhi jumlah kandungan gluten. Semakin keras gandum tersebut maka jumlah gluten lebih tinggi sehingga mungkin lebih sulit dicerna untuk orang yang sensitif terhadap gluten.
Makanan Lebih Banyak Difermentasi
Proses fermentasi pada makanan ternyata juga mendukung pasta di Eropa tak membuat sakit perut. Fermentasi yang dilakukan bukan pada adonan pastanya, melainkan bahan tambahan yang digunakan pada sajiannya.
Ahli diet Amy Goldsmith mengatakan bahwa banyak negara Eropa lebih fokus pada produk susu fermentasi yang memiliki efek positif terhadap mikrobioma usus sekaligus mengandung laktosa rendah yang alami. Salah satunya adalah pemakain keju parmesan Parmigiano Reggiano. Keju ini populer sebagai bahan paduan pasta.
Beberapa keju Eropa sangat rendah laktosa karena dibuat dari susu kambing. Karenanya lebih mudah dicerna oleh usus.
Regulasi Makanan di Eropa Ketat
Regulasi makanan di Eropa sangat ketat dibandingkan dengan Amerika Serikat dan negara lainnya. Di Eropa, sebagian besar negara melarang bahan-bahan yang mengandung pewarna buatan, pestisida, pengawet tertentu, dan aditif.
Termasuk pemakaian hormon pertumbuhan dalam susu atau bromat dalam tepung roti dilarang di Eropa. Bromat sendiri umum ditemukan dalam produk roti Amerika. Kandungan ini kerap menyebabkan masalah pencernaan, seperti mual, muntah, dan diare.
(yms/odi)