Segarnya Kopi Legendaris Berusia 1 Abad Andalan Urang Bogor

Segarnya Kopi Legendaris Berusia 1 Abad Andalan Urang Bogor

Diah Afrilian - detikFood
Minggu, 29 Des 2024 16:00 WIB
Toko Kopi Bah Sipit
Foto: detikcom/Diah Afrilian
Bogor -

Menjadi pemain lama pada pasar kopi di Bogor, toko kopi ini telah buka sejak 1925. Harganya masih dibanderol murah meriah dengan kesegaran yang mantap!

Budaya minum kopi di Indonesia hampir tak pernah terlewat di berbagai kota dan penjuru daerahnya. Biasanya setiap daerah memiliki satu kopi legendaris yang dikonsumsi penduduk sekitar sejak lama.

Kehadiran toko kopi kerap diminati layaknya pasar. Di Bogor, toko kopi bubuk begitu banyak dan mudah ditemukan. Di antaranya sampai ada yang buka sejak puluhan dan ratusan tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satunya ialah toko Kopi Cap Kacamata Bah Sipit. Kedai kopi ini punya perjalanan panjang dalam menyajikan kopi bubuk tradisional di kota hujan.

Toko Kopi Bah SipitToko Kopi Bah Sipit didirikan oleh sosok keturunan China, Yoe Hong Keng. Foto: detikcom/Diah Afrilian

Didirikan Yoe Hong Keng

Kopi Cap Kacamata Bah Sipit didirikan pertama kali oleh seorang pria keturunan China yang identik dengan kacamatanya. Pria tersebut bernama Yoe Hong Keng yang berbisnis kopi bubuk sejak tahun 1925.

ADVERTISEMENT

Hong yang tinggal di kawasan Empang, dengan mayoritas penduduknya keturunan Arab, lebih dikenal sebagai sosok Bah Sipit. Panggilan kesayangan yang diberikan warga sekitar membuktikan toleransi antara ras yang berbeda di kota Bogor.

Awalnya Hong menyajikan seduhan kopi untuk tentara Barisan Keamanan Rakyat di Bogor tanpa memungut biaya apapun. Hingga akhirnya ia menyadari aksinya tersebut merupakan bentuk salah satu sumbangsihnya terhadap kepedulian kemerdekaan Indonesia.

Berubah menjadi toko kelontong hingga kedai

Toko Kopi Bah SipitBerawal dari toko kopi bubuk, kedai ini sempat merangkap fungsi sebagai toko kelontong. Foto: detikcom/Diah Afrilian

Akibat permintaan yang tinggi, mengingat budaya minum kopi orang Arab di sekitarnya juga tinggi, Bah Sipit mulai mengembangkan toko kopinya. Awalnya kopi di sini hanya menggunakan kopi arabika dan robusta lokal yang didapatkan dari para petani.

Namun, lambat laun ia melihat peluang emas untuk menambah produk yang dijajakannya. Kebutuhan untuk membuat kopi seperti kental manis, krimer, teh, hingga minuman lain seperti bandrek juga dapat ditemukan di sini.

Di masa lampau, Bah Sipit juga sempat menjual berbagai kebutuhan rumah. Seperti tisu, sabun pencuci piring, dan benda lain layaknya setengah toko kopi, dan setengah toko kelontong.

Seiring berjalannya waktu, toko kopi Bah Sipit kini telah mengalami pemugaran. Bagian luar bangunannya tak mengalami perubahan, hanya saya bagian dalamnya dibuat lebih kekinian.

Toko Kopi Bah Sipit tak lagi menjadi toko kelontong. Melainkan sudah sepenuhnya menjadi kedai kopi yang menjajakan kopi bubuk maupun kopi yang telah diseduh.

Ciri khas kopi dan keaslian rasanya ada di halaman berikutnya.

Pakai biji kopi lokal yang diberdayakan

Toko Kopi Bah SipitBiji kopi lokal yang diambil dari para petani menjadi yang paling diandalkan di toko kopi ini. Foto: detikcom/Diah Afrilian

Sampai sekarang biji kopi yang diutamakan di kedai ini berasal dari petani lokal. Banyak kopi dari daerah lain yang dijajakan di sini tetapi fokus utamanya tetap pada kopi asli Bogor.

Ada robusta dan arabika khas Bogor yang disebut dipasok langsung dari kawasan Megamendung. Kopinya disangrai dengan tingkat kematangan dark roast sehingga rasanya kuat, warnanya pekat, serta ketika disesap rasa pahit akan terasa dominan.

Mengunjungi Bah Sipit (14/12), kami memesan dua jenis kopi untuk diseduh secara manual. Ada V60 Robusta yang pertama kali kami pesan dengan harga Rp 14.000 untuk dibungkus dalam kondisi dingin.

Warnanya sangat pekat, hampir hitam sempurna. Saat diseduh aroma pahit yang kuat langsung menyeruak. Setelah disesap pada gelas plastiknya, rasanya benar-benar didominasi pahit.

Semburat nutty selintas terasa tetapi kembali hilang tertutup rasa pahit. Kemudian ada juga menu V60 Arabika yang harganya dipatok Rp 16.000 per gelas untuk sajian dingin.

Pada seduhan kopi arabika, warnanya cokelat gelap dengan bagian lebih terang di permukaan atas. Layaknya karakter kopi arabika, kepekatannya akan lebih rendah daripada robusta.

Ketika menyesap kopi arabika, rasa pahitnya tidak semenyengat pada kopi robusta. Ada sentuhan rasa asam yang juga muncul bergantian dengan seimbang dengan rasa pahitnya.

Kedua kopi tersebut diseduh dengan metode V60 yang sama. Menggunakan bubuk kopi 15 gram dengan tiga kali pembagian penuangan air, mulai dari blooming hingga penuangan terakhir untuk mencairkan kepekatan kopi.

Keasliannya terjaga

Toko Kopi Bah SipitPenyeduhannya dapat dilakukan baik dengan metode tubruk yang tradisional maupun pour over dengan V60. Foto: detikcom/Diah Afrilian

Walaupun sudah menggunakan metode penyeduhan pour over, tetapi dalam produksinya bubuk kopi di Bah Sipit tetap dilakukan secara alami. Biji kopi disangrai dan dihaluskan dengan mesin tradisional.

Kehalusannya juga masih menggunakan tingkat fine layaknya kopi bubuk jadul. Pada etalasenya tampak beberapa kemasan bubuk kopi yang masih menggunakan kemasan kertas cokelat.

Namun tenang saja, ada kopi yang sudah dikemas dalam bentuk sachet plastik sekali seduh. Kopi murninya dibanderol dengan harga Rp 1.500 sedangkan kopi 2 in 1 yang sudah ditambahkan gula dijual seharga Rp 2.500 per kemasan.

Selain kopi, Bah Sipit juga menawarkan racikan minuman tradisional khas Bogor. Seperti bandrek yang dikemas pada bungkus kertas berbentuk limas. Ukurannya yang kecil dikatakan cocok untuk dilarutkan pada 2 liter air karena menggunakan bahan alami yang membuat rasanya kuat.

Ingin tempat makan atau produk Anda direview oleh detikfood? Kirim email ke foodreview@detik.com.

Halaman 2 dari 2
(dfl/adr)

Hide Ads