Bakmi Acang Dijual Sejak 1969, dari Rp 50 Perak hingga Rp 60 Ribu Semangkuk

Kuliner Enak di Jakarta Barat

Bakmi Acang Dijual Sejak 1969, dari Rp 50 Perak hingga Rp 60 Ribu Semangkuk

Andi Annisa Dwi R - detikFood
Sabtu, 30 Nov 2024 12:00 WIB
Bakmi Ayam Acang
Foto: Andi Annisa DR/detikfood
Jakarta -

Bakmi Acang merupakan pilihan bakmi ayam populer di Jakarta Barat. Tempat makan bakmi ini dirintis Pak Acang sejak 1969 dengan harga awal bakmi kurang dari Rp 50 perak semangkuk!

Bakmi Acang bisa disambangi di Jalan Dr. Susilo III Nomor 14, Grogol. Tempat makan ini buka mulai pukul 06.30 sehingga jadi spot sarapan favorit warga Jakarta Barat.

Bersantap di sini serasa nostalgia dengan suasana khas rumahan yang sederhana dan nyaman. Di dinding-dindingnya terpajang foto keluarga sang pemilik hingga ornamen khas China.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Popularitas Bakmi Acang cukup tinggi di media sosial. Sebab banyak food vlogger dan pencinta bakmi mengunggah momen santap memuaskan saat di sini.

Racikan bakmi ayamnya disebut halal dengan topping ayam kampung yang memuaskan. Namun, jauh sebelum terkenal seperti sekarang, perjalanan Bakmi Acang tidaklah muda.

ADVERTISEMENT

Kepada detikfood (26/11/2024), pemilik Bakmi Acang yaitu Acang mengungkap usahanya bermula tahun 1969. Awalnya ia jualan bakmi keliling pakai gerobak di sekitar Jalan Dr. Susilo.

Setelah itu, tahun 1973, gerobak Pak Acang mulai 'mangkal' di garasi rumah. Di sinilah ia menghabiskan waktu lama untuk jualan bakmi, yaitu hampir 30 tahun.

Baru kemudian lokasi Bakmi Acang pindah ke tempat sekarang pada tahun 2003. Usahanya di sini dikelola salah satu anaknya. Mereka tinggal di lantai atas, sementara bagian bawahnya difungsikan sebagai tempat usaha.

Harga bakmi ayam mulai dari Rp 50 perak

Bakmi Ayam AcangBakmi Ayam Acang bermula sejak 1969 dengan harga semangkuk bakmi kurang dari Rp 50 perak. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Seolah bernostalgia, Acang mengingat kembali masa-masanya merintis usaha ini. Dahulu ketika jualan di gerobak, harga seporsi bakminya belum sampai Rp 50 perak.

Lalu ketika dijual di garasi, sekitar tahun 1970-an, barulah harganya naik menjadi Rp 100 perak. "Terus perlahan naik lagi harganya. Ya lama-lama nggak berasa," kata Acang.

Kini harga semangkuk bakmi ayam polos di tempatnya Rp 42 ribu. Jika pesan dengan topping seperti bakso, suikiaw, dan pangsit, harganya Rp 60 ribu.

Tak mengherankan jika bakmi di sini juga disebut bakmi sultan karena harganya cukup tinggi. Menanggapi hal ini, Acang mengaku santai.

"Ada orang bilang, mahal nih mie di sini. 'Gue mesti nabung dulu kalau mau makan mie di tempat lu'," ujar Acang menirukan kata-kata beberapa pelanggannya.

Namun ia tetap yakin bakminya tetap disukai di pasaran. Ia berani mematok harga cukup tinggi karena memang jaminan kualitas bahan dan rasa yang jempolan.

"Ya itu lah jaminan kita. Yang penting enak," ujar pria 76 tahun ini. Mengenai resepnya, ia mendapatkan ilmu membuat bakmi dari orang tua.

Sehari habiskan 25 kg bakmi dan 50 ekor ayam kampung

Bakmi Ayam AcangDalam sehari, Bakmi Ayam Acang bisa menjual 25 kg bakmi. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Acang menggunakan bakmi buatan sendiri (homemade) untuk usahanya. Bakmi dibuat tanpa bahan pengawet dengan bahan hanya tepung, garam, dan telur.

Pak Acang menggunakan telur bebek sehingga rasa bakmi bakal lebih gurih dan legit. Dalam sehari ia bisa mengolah 1 bal atau 25 kg adonan bakmi untuk memenuhi permintaan.

Ayam kampung yang merupakan topping spesial bakmi di sini juga dipakai dalam jumlah banyak. Dalam sehari bisa Bakmi Acang bisa mengolah 40-50 ekor ayam kampung.

Ayam direbus sekitar 1 jam hingga mengeluarkan sari-sari kaldu. Setelah itu dagingnya dipakai untuk topping bakmi, bisa pilih dada atau paha.

Jenis ayam kampung yang dipakai juga spesifik. "Pakai ayamnya yang sudah bertelur, jadi isinya ada. Dagingnya ada gitu," ujar Acang lewat sambungan telepon.

Keunikan makan bakmi pakai selada

Bakmi Ayam AcangBakmi ayam di sini disajikan bersama selada segar. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Saat makan bakmi ayam di sini, kamu akan disuguhi pelengkap istimewa berupa daun selada. Tekstur daun selada yang renyah memberikan sensasi segar dan unik saat menyantap bakmi ayam.

Diakui Pak Acang, ide penambahan daun selada berasal dari pelanggan dan menantunya. Alhasil jadi keunikan tersendiri juga.

Selain itu, bakmi ayam juga tetap dilengkapi taburan daun bawang. Sehingga aroma dan rasanya tetap aromatik.

Bakmi Ayam Acang punya cabang di BSD dan terkait dengan bakmi populer lain di Jakarta Barat. Baca halaman selanjutnya.

Punya 2 cabang di BSD

Bakmi Ayam AcangBakmi Ayam Acang juga menawarkan kwetiau dan bihun. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Mempertahankan usaha bakmi selama 55 tahun tentu bukan perkara mudah. Acang pun mengungkap trik dan kiatnya.

"Yang penting kita apapun ikhlas dan jujur. Jangan bohong. Itu resepnya," ujar Pak Acang. Ia pun tak mau mengurangi kualitas rasa dan bahan pada bakminya agar selalu enak.

Selain di Grogol, Bakmi Acang juga punya 2 cabang di BSD. Lokasinya ada di Sektor 1 Blok RE 3 Nomor 15 dan Jalan Wortel Sektor 1.6 Blok E6 Nomor 12.

Kedua cabang bakmi di sini dikelola oleh anak Pak Acang. Ia menekankan bakmi dibuat dengan resep sama seperti yang di Grogol.

Kekerabatan dengan bakmi lain

Silsilah kekerabatan penjual bakmi di Jakarta Barat yang dirumuskan oleh Tirta Lie.Silsilah kekerabatan penjual bakmi di Jakarta Barat yang dirumuskan oleh Tirta Lie. Foto: Istimewa

Jika diperhatikan, ada banyak penjual bakmi tersebar di Jakarta Barat. Beberapa nama yang terkenal adalah Bakmi Aheng, Bakmi Asui, Bakmi Alok, hingga Bakmi Acing.

Pencinta bakmi yang sudah mencicipi lebih dari 1.000 bakmi, Tirta Lie pernah merumuskan sejarah penjual bakmi di Jakarta Barat ini. Ternyata mereka masih punya hubungan keluarga dan kerabat.

Seorang pegawai Bakmi Acang menginformasikan pada detikfood silsilah penjual bakmi di Jakarta Barat yang dibuat oleh Tirta Lie.

Semua bermula dari Mie Ayam Istimewa tahun 1960 di Petojo. Usaha ini dirintis oleh 3 orang yaitu Asuk, Loa Ka Dut, dan pemilik tempat.

Dalam menjual bakmi, Asuk dibantu oleh Loa Ka Dut. Untuk diketahui, istri Asuk dan istri Loa Ka Dut adalah kakak-adik. Sedangkan sang pemilik tempat di Petojo tidak ikut campur pada bisnis ini.

Usaha ini kabarnya bertahan hanya 5 tahun hingga Mie Ayam Istimewa tutup. Asuk dan Loa Ka Dut akhirnya meneruskan usaha bakmi dan mewarisi pada anak-anaknya.

Dua anak Loa Ka Dut diketahui membuka usaha Bakmi Asui di Tanjung Duren dan Bakmi Acang di Grogol. Sementara anak Asuk membuka Bakmi Asuk di Sunter.

Generasi selanjutnya pun bermunculan. Ada Bakmi Ayam Acing yang didirikan oleh anak Paman Asui dan Acang.Lalu ada Bakmi Alok yang dirintis oleh anak angkat bibir Asui dan Acang.

Tak ketinggalan Bakmi Aheng di Kemurnian yang merupakan usaha dari anak angkat Asuk.

Halaman 2 dari 2
(adr/odi)

d’foodspot Review

Ulasan lengkap rekomendasi
tempat makan untukmu

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads