Jenis 'Flavored Coffee' Tak Disukai Barista karena Hal Ini

Ngopi Yuk!

Jenis 'Flavored Coffee' Tak Disukai Barista karena Hal Ini

Andi Annisa Dwi R - detikFood
Selasa, 05 Nov 2024 07:30 WIB
Tren Kopi Infused Alkohol, Biji Kopi Direndam Whisky hingga Arak Bali
Foto: Getty Images/iStockphoto/Boyloso
Jakarta -

Flavored coffee atau kerap disebut kopi dengan perasa kini ada di pasaran. Namun jenis kopi ini kurang disukai barista karena beberapa hal. Begini pendapat mereka.

Kopi sejatinya diolah dari biji kopi yang dipanggang (roasting), digiling, lalu diseduh jadi minuman. Aroma dan cita rasanya alami muncul dari karakter kopi, cara roasting, hingga teknik penyeduhannya.

Namun kini ada juga flavored coffee yang kerap disebut kopi rasa atau ditambah perasa di pasaran. Kopi ini tidak jadi pilihan banyak pencinta kopi dan barista karena kualitasnya dianggap tidak maksimal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa itu 'flavored coffee'?

Mengutip HuffPost (30/10/2024), kopi rasa-rasa umumnya dibuat dari biji kopi yang sudah basi seperti biji kopi sisa panen terakhir. Kemudian biji kopi diolah lebih lanjut dengan disemprot campuran pelarut dan zat perasa.

Zat yang dipakai untuk membuat kopi rasa umumnya tergolong aman menurut Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat (AS). Namun menurut barista Laila Ghambari yang memenangkan Barista Championships AS tahun 2024, penambahan zat perasa itu ditujukan untuk menutupi kualitas kopi yang buruk dan biji kopi yang pahit.

ADVERTISEMENT

Ghambari berujar, "Standar industri memperkirakan bahwa kopi dengan perasaan adalah kopi berkualitas buruk. Anda tidak akan menambahkan perasa pada kopi berkualitas tinggi yang nikmat. Jadi praktik ini hanya dilakukan pada kopi yang kualitasnya rendah."

'Flavored coffee' bukan pilihan terbaik

Tren Kopi Infused Alkohol, Biji Kopi Direndam Whisky hingga Arak BaliFlavored coffee kurang disukai barista lantaran menggunakan bahan artifisial untuk menutupi kualitas biji kopi buruk. Foto: Getty Images/iStockphoto/Boyloso

Banyak pakar kopi setuju seharusnya kopi dipasarkan dengan keunggulan rasa alaminya, bukan karena ditambahkan perasa atau aroma buatan. Ghambari secara pribadi benci kopi perasa.

"Sebab kopi sendiri sudah punya banyak rasa. Proses memanggangnya bahkan menambahkan lebih banyak rasa, menghasilkan rasa manis ekstra," kata Ghambari.

Hal senada diungkap Tommy Chan, head roaster dari Kanada. Ia mengatakan di dunia kopi specialty, tidak ada tempat untuk penggunaan perasa tambahan.

Namun bagi Jill Hoff dari Monogram Coffee yang juga juara Canadian Barista Championships tahun 2020, kopi rasa-rasa bisa jadi solusi untuk menyelamatkan kopi yang rusak saat proses pemanggangan atau kualitasnya memang buruk.

Baca halaman selanjutnya untuk tahu alternatif infused coffee yang lebih enak.


Hide Ads