Mudahnya sebuah makanan menjadi viral di media sosial mengundang banyak orang menjadi FOMO. Ternyata aksi FOMO ini juga memiliki pengaruh buruk. Waspada!
Pengaruh media sosial yang kini menjadi kiblat sumber informasi berkembang dengan pesat. Salah satu dampak positifnya adalah kemudahan bagi pelaku bisnis kuliner untuk memasarkan produknya.
Berkat penyebaran informasi yang masif, tak heran jika setiap hari bermunculan tempat makan yang viral. Banyak orang yang rela antre demi mencicipi setidaknya satu kali makanan yang sedang diperbincangkan di media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perilaku tersebut juga dikenal sebagai Fear Of Missing Out atau FOMO. Ternyata perilaku FOMO terhadap makanan viral juga memiliki efek buruk yang penting untuk diwaspadai.
Baca juga: Pelanggan Restoran Rela Patungan Tolong Pelayan yang Kena Musibah
Berikut ini 5 efek buruk FOMO yang dirangkum melalui berbagai sumber:
![]() |
1. Risiko Obesitas
Ketika tak ingin ketinggalan dengan sebuah makanan yang sedang viral, banyak orang tak pikir panjang. Tujuan utamanya hanya mencicipi makanan yang sedang diperebutkan banyak orang.
Menurut sebuah penelitian yang melibatkan 2.000 pengguna media sosial, ditemukan 77% di antaranya merasa Foodmo atau singkatan dari FOMO terhadap makanan. Saat itu mereka mengakui selalu terdorong untuk mencoba dengan cepat.
Rasa terburu-buru tersebut yang akhirnya membuat banyak orang memesan makanan tanpa pikir panjang. Selagi mendapatkan kesempatan mencicipi, bukan hal yang tak mungkin mereka akan memesan sebanyak-banyaknya.
2. Risiko Diabetes
Makanan yang viral dan mengundang banyak orang untuk FOMO sulit ditebak. Mulai dari camilan, makanan utama, minuman, maupun dessert yang manis bisa saja tiba-tiba viral.
Tetapi jika melihat perbandingannya, banyak sekali makanan-makanan manis yang viral dengan lebih mudah. Antrean pelanggan yang mengular dan pembelian dalam jumlah banyak menunjukkan mereka tak pikir panjang dalam membelinya.
Padahal makanan manis seperti cromboloni, cokelat berisi kunafa pistachio, dan makanan manis lainnya memiliki kandungan gula yang tinggi. Artinya jika dikonsumsi dalam jangka panjang potensi terjadinya pre-diabetes maupun diabetes akan meningkat.
Efek buruk FOMO dengan makanan viral selanjutnya dapat di lihat di halaman berikutnya.
3. Impulsif Buying
Berbicara tentang mengikuti tren berkaitan dengan membeli segala benda hingga makanan yang sedang viral. Banyak orang FOMO yang tidak mementingkan jumlah uang yang dikeluarkan demi tak ketinggalan tren.
Misalnya untuk membeli kopi, cokelat yang mahal, hingga beberapa makanan yang terkenal dengan harga sultannya. Padahal banyak pilihan makanan dan kudapan yang tak kalah enak dengan harga yang masuk akal.
Akhirnya perilaku impulsif buying atau pembelian secara berlebihan akan terjadi. Salah satu contohnya juga terlihat pada fenomena memborong cokelat yang viral di luar negeri karena belum tersedia di Indonesia.
4. Memicu Gangguan Mental
![]() |
Melansir Cleveland Clinic, ketakutan akan ketinggalan hal-hal yang baru berdampak besar pada sisi psikologis. Begitu pula dengan mental orang-orang yang rela antre panjang berjam-jam demi makanan viral.
Secara mental dan emosi, seseorang akan tergerus. Perilaku seperti ini disebut sebagai salah satu contoh untuk mengikuti intrusive thoughts atau ide acak yang tiba-tiba muncul dalam pikiran.
Beberapa gejala fisik dampak yang menandakan gangguan mental juga seringkali tak disadari. Misalnya sakit perut, sakit kepala, atau nafsu makan yang mendadak tidak terkendali seperti pada orang yang sedang mengalami stres.
5. Pembeli Tak Merata
Selain pada konsumen, fenomena FOMO terhadap makanan viral juga membuat pendapatan para pebisnis kuliner tak seimbang. Banyak restoran atau kafe-kafe besar yang lebih ramai dibandingkan UMKM yang seharusnya dibantu.
Dalam jurnal berjudul Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics, fenomena FOMO memiliki dampak yang tinggi pada aspek sosial maupun personal. Salah satunya adalah adiksi terhadap sesuatu, termasuk makanan dan minuman yang viral.
Dikhawatirkan banyak konsumen yang justru enggan beralih sehingga bisnis lain tidak mendapatkan pembeli yang setara. Padahal masih banyak tempat makan yang tak kalah enak, termasuk pelaku UMKM, yang membutuhkan bantuan lebih besar daripada merek kuliner ternama.
Simak Video "Video: Dokter Ungkap Penyebab Anak Alami Obesitas Sentral"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/odi)