Bakso Sejak 1990an di Jalan Sabang Ini Habiskan 10 Kg Daging Sehari

Street Food 101

Bakso Sejak 1990an di Jalan Sabang Ini Habiskan 10 Kg Daging Sehari

Diah Afrilian - detikFood
Sabtu, 26 Okt 2024 13:30 WIB
Bakso Sejak 1990an di Jalan Sabang Ini Habiskan 10 Kg Daging Sehari
Foto: detikcom/Diah Afrilian
Jakarta -

Menjajakan bakso gerobakan sejak lebih dari 30 tahun lalu, Pak De Yanto menjaga keaslian rasa baksonya. Maka tak heran jika baksonya populer di Jalan Sabang.

Bakso agaknya cocok dimakan kapanpun saat perut mulai keroncongan. Apalagi dinikmati ketika cuaca mulai dingin karena hujan yang sesekali mengguyur beberapa ruas jalan di Jakarta.

Kuah berkaldu dengan bola-bola bakso yang legit berkat komposisi daging yang dominan akan terasa lebih nikmat. Di Jalan Sabang, ada penjual bakso legendaris yang terkenal berkat rasa daging kuat pada menunya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menghabiskan lebih dari 3 dekade untuk berjualan, ia sekaligus menjadi saksi perkembangan Jakarta yang pesat. Perjalanan pak de Yanto begitu panjang hingga akhirnya kini jadi penjual bakso populer di Jalan Sabang.

Detail Informasi
Nama Tempat MakanBakso Pak De Yanto
AlamatJalan H. Agus Salim, Menteng, Kebon Sirih, Menteng Jakarta Pusat
No Telp-
Jam Operasional

Senin - Sabtu, 09.00 - 19.00 WIB

ADVERTISEMENT
Estimasi HargaRp 15.000 - Rp 20.000
Tipe KulinerTradisional
Fasilitas
  • Makan di Tempat
  • Bawa Pulang
Bakso Sejak 1990an di Jalan Sabang Ini Habiskan 10 Kg Daging SehariPak Yanto mengaku telah berjualan sejak 1990an. Foto: detikcom/Diah Afrilian

Berjualan Sejak 1990an

Pak de Yanto mengaku kepada tim detikfood bahwa bisnis ini bukan dirintis oleh dirinya sendiri. Awalnya ia hanya sekadar membantu dan bekerja bersama temannya dalam menjual bakso gerobakan di Jakarta.

Pak Yanto sudah tak terlalu ingat jelas kapan tepatnya ia mulai membantu berjualan bakso. Di ingatannya yang paling melekat adalah dirinya sudah berjualan bakso sejak zaman pemerintahan Soeharto.

Setelah berpisah dari temannya, Yanto mengembangkan resep dan menyesuaikan rasa baru buatannya. Dahulu ia belum terpikir untuk memberi nama bakso yang dijajakannya, padahal saat itu menunya sudah cukup lengkap baik bakso telur, urat, daging, hingga mie ayam.

Pindah Berkali-kali

Bakso Sejak 1990an di Jalan Sabang Ini Habiskan 10 Kg Daging SehariGerobak baksonya telah berpindah sebanyak tiga kali di kawasan Jalan Sabang. Foto: detikcom/Diah Afrilian

Perjalanan Yanto berjualan bakso tidak hanya menyesuaikan resep saja tetapi ia sekaligus menjadi saksi perkembangan Jalan Sabang dari masa ke masa. Gerobak Bakso Pak De Yanto yang kami temui tepat di seberang Guardian Jalan Sabang ternyata pertamanya tak berjualan di sini.

Tempat ini adalah tempat ketiga setelah ia pindah berkali-kali. Sekitar akhir 1990an hingga awal 2000an, Yanto mengatakan ia berjualan di depan Robinson Jalan Sabang yang kini bangunannya sudah dialihfungsikan.

"Pertama kali itu di depan Robinson, terus pindah-pindah saja sekitar Jalan Sabang. Dari dulu pertama berjualan masih sepi jalanannya, masih dua arah. Sampai akhirnya memilih di sini sampai sekarang sudah rame banget," ujar Yanto.

Cita rasa bakso buatan pak de Yanto ada di halaman berikutnya.

Bakso Sejak 1990an di Jalan Sabang Ini Habiskan 10 Kg Daging SehariUntuk menjajakan baksonya Yanto menghabiskan hingga 10 kilogram daging sapi segar setiap hari. Foto: detikcom/Diah Afrilian

Habiskan 10 Kilogram Daging Sehari

Walaupun hanya berjualan bakso gerobakan tetapi Yanto tetap mengutamakan kualitas makanannya. Ia memiliki cara untuk membuat baksonya tetap kenyal dengan dominan daging tanpa mengandalkan supplier.

Yanto mengaku memilih daging untuk baksonya sendiri dari pasar, kemudian ia akan membawanya ke rumah penggilingan daging. Di sana pengelola rumah penggilingan mempersilahkan para pelanggan untuk meminta berapa banyak daging yang diinginkan dalam adonan baksonya.

Sayangnya Yanto mengaku tak ingat betul berapa persen permintaan komposisi dagingnya hanya saja pemilik rumah penggilingan sudah mengenal dan mengetahui karakter bakso pesanan Yanto. Untuk membuat baksonya saja Yanto mengaku menggunakan hingga 10 kilogram daging sapi segar, jumlah ini belum termasuk isian seperti telur, urat, tetelan, dan pelengkap lain.

Kebutuhan dagingnya akan terus bertambah tergantu pesanan yang diterimanya pada hari itu. Lebih lanjut, ia mengatakan pernah kebanjiran pesanan sampai harus menyajikan bakso pada 4 tempat dalam satu waktu.

Bakso Sejak 1990an di Jalan Sabang Ini Habiskan 10 Kg Daging SehariAda tiga jenis bakso di sini yang ditawarkan berkisar Rp 15.000 - Rp 20.000 per porsi. Foto: detikcom/Diah Afrilian

Harganya Murah Meriah

Sebagai salah satu kuliner legendaris di Jalan Sabang, Yanto tidak mematok harga tinggi. Baginya balik modal dan laku dengan keuntungan yang terlalu besar sudah cukup untuk memutar uangnya sambil mempertahankan bisnis.

Seporsi bakso yang ditawarkan dibanderol mulai dari Rp 15.000 untuk yang biasa dan Rp 20.000 untuk porsi yang komplet. Selain bakso, Yanto juga menawarkan tahu sebagai pelengkap gratis.

Bakso buatan Yanto racikan kuah kaldunya gurih medhok dan minim lemak, apalagi jika mendapatkan kuah pada bagian yang agak bawah. Begitu pula dengan adonan baksonya yang didominasi dengan rasa gurih dari bawang putih dan merica.

Yanto juga tidak menetapkan paket seporsi bakso secara baku. Para pelanggan yang datang boleh meminta tambahan atau menyesuaikan pesanannya diimbangi dengan harga yang akan disesuaikannya juga.

Setiap harinya Yanto terus menjajakan bakso di Jalan Sabang, mulai pukul 09.00 - 19.00 WIB. Sepanjang minggu mulai dari Senin - Satu ia selalu hadir di sini, hanya saja terkadang hari Minggu ia tutup untuk beristirahat.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Aneka Chinese Food Murah Meriah di Jakbar"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/adr)

Hide Ads