Seorang food vlogger bernama Debi ramai diperbincangkan gegara mengulas warung rawon. Ternyata begitu konten review brutalnya yang bikin pelaku UMKM kesal.
Huru hara akibat ulasan seorang food vlogger masih berlanjut. Adalah akun TikTok @debiprt_ yang baru kemarin disoroti netizen usai mengulas sebuah kedai rawon legendaris di Yogyakarta.
Dalam ulasannya Debi melontarkan kata-kata yang seolah merendahkan tempat makan tersebut. Konon Warung Mamiku yang diulasnya sampai mengalami penurunan omzet dan pemiliknya sakit hati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Netizen yang kesal dengan aksi Debi juga mengomentari tajam dirinya sebagai seorang food vlogger. Kasusnya ini tampaknya masih berlanjut walaupun kedua pihak telah mengambil tindakan yang bijak. Sayangnya gaya Debi saat mengulas yang terlalu brutal tetap menjadi sorotan netizen.
![]() |
Terkait kisruhnya dengan Warung Makan Mamiku, Debi mengunggah dirinya pada TikTok @debiprt_ (2/10) yang telah menyampaikan permintaan maaf kepada pemilik warung makan. Tampak Debi dan Gilang berjabat tangan dengan isi kolom keterangan permintaan maaf dari Debi untuk Gilang.
Saya Debi, pemilik akun @debiprt_, sudah bertemu langsung dengan owner Warung Makan Mamiku dan telah memohon maaf atas kesalahan yang saya buat pada postingan review rawon yang telah merugikan Warung Makan Mamiku.
Mohon maaf juga kepada warung-warung lain jika ada kata-kata yang kurang berkenan.
Saya tidak ada niat dan maksud sedikitpun untuk menjatuhkan maupun merugikan siapapun.
Saya berjanji tidak akan mengulangi hal serupa ke warung lain. Maaf atas kegaduhan yang terjadi.
Terima kasih.
Tetapi melihat perbincangan pada netizen X, banyak orang yang masih belum terima dengan ulasan Debi terutama pelaku bisnis di Yogyakarta. Konten kreator @efenerr juga angkat suara terkait adab dan etika seorang food vlogger saat mereview sebuah tempat makan atau makanan.
"...Ini bisa jadi pelajaran untuk yang mengaku sebagai influencer di bidang F&B (food and beverage) bahwa seorang influencer pun juga bisa diboikot..." ujar Efenerr.
Baca juga: 5 Mantan Aparatur Negara Berujung Alih Profesi Buka Bisnis Kuliner
![]() |
Lebih lanjut, ia yang merupakan konten kreator tentang kopi mengatakan bahwa bisnis kuliner adalah bisnis yang paling rapuh. Sehingga seorang konten kreator baik yang lama, baru, tidak memiliki kapabilitas, atau memiliki kapabilitas sekalipun tetap harus berhati-hati dalam mengulas.
Akun X @netijenburik (1/10) mengunggah salah satu konten review brutal Debi yang tak lagi ditemui oleh tim detikcom pada akun TikTok @debiprt_. Konten tersebut berisi dua tempat makan yang menurutnya cukup dicoba hanya satu kali ketika datang ke Yogyakarta.
Di sana ia mengulas makanan yang dicicipinya dengan kata-kata tajam hingga mengatakan tempat makan itu tak layak didatangi kembali karena rasanya biasa saja tetapi antrenya terlalu panjang. Seorang netizen asal Yogyakarta lainnya juga menegaskan bahwa para pelaku UMKM di sana memiliki hubungan yang erat, sehingga ketika ada suatu kasus yang menjerat sebuah bisnis yang lainnya akan saling membantu.
Banyak netizen juga yang berharap pelaku bisnis di Yogyakarta, khususnya Warung Makan Mamiku, tidak tertipu dengan permintaan maaf Debi. Begitu pula diharapkan lebih banyak konten kreator yang mengedepankan adab dan etika ketika mengulas sebuah bisnis kuliner.
(dfl/odi)