5 Makanan Ekstrem Ini Jarang Diketahui Orang, Dubur Kuda hingga Cacing

5 Makanan Ekstrem Ini Jarang Diketahui Orang, Dubur Kuda hingga Cacing

Diah Afrilian - detikFood
Selasa, 11 Jun 2024 13:00 WIB
5 Makanan Ekstrem Ini Jarang Diketahui Orang, Dubur Kuda hingga Cacing
Foto: Travel Channel
Jakarta -

Pada beberapa negara di dunia memiliki budaya kuliner yang unik dengan mengonsumsi makanan ekstrem. Ini dia beberapa makanan ekstrem yang jarang diketahui.

Setiap negara dan budaya memiliki ciri khas yang berbeda-beda untuk membedakan satu sama lain. Termasuk kebiasaan makan yang dapat dilihat dari budaya kuliner yang diterapkan di sana.

Ada beberapa tempat yang terbiasa mengonsumsi makanan-makanan ekstrem. Tidak hanya sekadar serangga atau reptil tetapi beberapa makanan ekstrem juga tidak populer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika tidak awam dengan makanannya, hanya dengan melihat potret penyajiannya saja bisa membuat bulu kuduk bergidik. Siapkan nyali untuk mengintip makanan-makanan ekstrem yang dikonsumsi oleh orang-orang di dunia.

Berikut ini 5 makanan ekstrem yang jarang diketahui melansir Travel Channel:

5 Makanan Ekstrem Ini Jarang Diketahui Orang, Dubur Kuda hingga CacingMasyarakat Islandia memiliki budaya memakan dgaing hiu Greendland bernama hakarl. Foto: Travel Channel

1. Hakarl

Masyarakat Islandia memiliki bahan makanan yang unik yang diandalkan sebagai sumber protein. Menunya bernama hakarl yang terbuat dari daging ikan hiu Greenland.

ADVERTISEMENT

Daging ini jika dikonsumsi dalam keadaan segar diketahui memiliki kandungan racun yang berbahaya untuk dikonsumsi. Tetapi ada teknik fermentasi yang dilakukan oleh masyarakat Islandia untuk mengatasi kandungan racunnya.

Potongan daging ikan hiu akan dibusukkan selama bertahun-tahun untuk kemudian digantung hingga kering. Setelah proses fermentasi itu daging ikan akan siap dinikmati dengan rasa yang manis, mirip kacang, dan tentunya masih amis.

2. Giant Sea Squirt

Di Chili, ada kebiasaan untuk mengonsumsi hewan laut yang unik. Bukan ikan atau hewan yang berenang, melainkan makhluk laut bernama sea squirt.

Sea squirt adalah makhluk invertebrata yang berbentuk bulat panjang dan menempel di koral. Di Chilli sea squirt dengan ukuran yang besar justru akan dipanen untuk dinikmati sebagai makanan tradisional mereka.

Sekumpulan sea squirt yang telah menggumpal akan dibelah dan dipotong untuk dimakan. Cara menikmatinya dicelupkan pada minyak ikan dengan perasan lemon yang segar.

Ada makanan yang tak kalah ekstrem di halaman berikutnya.

3. Iga dan dubur kuda

Bukan mengonsumsi sapi atau domba, ada makanan tradisional di Kazakhstan yang memanfaatkan bagian tubuh kuda. Kuda pertama-tama akan disembelih untuk mengambil beberapa bagian terutama pada titik-titik yang banyak lemaknya.

Bagian iga dan dubur kuda menjadi potongan yang paling disukai oleh orang Kazakhstan. Biasanya bagian iga akan disulap menjadi sosis dengan bumbu berupa bawang putih dan garam.

Sosis tersebut kemudian akan dikeringkan dan diasapi untuk mematangkan dagingnya. Bagi yang tak terbiasa tentu akan merasa aneh saat menikmatinya, tetapi rasanya konon enak dan awam dikonsumsi di Asia Tengah.

4. Belatung pohon kelapa

5 Makanan Ekstrem Ini Jarang Diketahui Orang, Dubur Kuda hingga CacingBudaya konsumsi belatuh dari pohon kelapa dilakukan di Peru. Foto: Travel Channel

Masyarakat Asia Tenggara cukup akrab juga dengan konsumsi serangga atau ulat sebagai camilan. Ternyata di Peru ada hidangan yang menyerupai kebiasaan konsumsi camilan ini.

Bedanya serangga yang digunakan berasal dari pohon kelapa. Belatung yang gemuk-gemuk diambil dari dalam batang pohon kelapa untuk dimasak dengan berbagai cara.

Salah satu yang paling populer adalah dimasak dengan cara dibakar atau digoreng renyah. Kandungan proteinnya yang tinggi dianggap sebagai pengganti daging ayam yang lebih sehat.

5. Cacing palolo

Sebuah negara yang berada di tengah lautan pasifik, Samoa, memiliki hidangan yang unik. Mereka memanfaatkan cacing palolo yang banyak ditemukan di negaranya sebagai asupan makanan yang enak.

Cacing-cacing ini hidup dalam koral di kedalaman laut. Biasanya cacing palolo akan keluar setiap beberapa tahun sekali dan dipanen oleh para nelayan atau warga sekitar bibir pantai.

Cacing ini setelah dibersihkan akan disangrai dan dikeringnya untuk kemudian diolah sebagai selai pada roti. Rasanya konon cukup unik karena mirip melalui proses fermentasi alasi dengan air asin dari laut.

Halaman 2 dari 2
(dfl/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads