3. Chemex
Selain flat bottom drip dan V60 ada juga alat penyeduh kopi yang bernama chemex. Chemes memiliki bentuk yang unik karena berbeda jauh dengan dua jenis dripper yang telah dibahas sebelumnya.
Chemex merupakan alat untuk menyeduh kopi dengan teknik manual pour over. Bentuknya mirip jam pasir dan biasanya terbuat sepenuhnya dari kaca dengan pelindung pada bagian tengahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kertas saring untuk chemex juga berbeda dengan flat bottom drip dan V60, teksturnya lebih tebal dengan ukuran yang lebih panjang dan besar. Hasil seduhan chemex umumnya menghasilkan kopi yang cerah warnanya, dengan rasa yang lembut, dan aftertaste yang clean.
4. Siphon
![]() |
Jika dilihat secara kasat mata, alat seduh kopi bernama siphon memiliki perawakan yang paling rumit. Ciri khas siphon terletak pada bola tabung yang menggantung dengan kompor kecil di bagian bawahnya.
Siphon menerapkan cara menyeduh kopi dengan merebusnya hingga mendidih. Nantinya air yang sudah panas akan berubah menjadi uap, melewati filter yang sudah dimasukkan bubuk kopi, dan menghasilkan seduhan kopi setelah uapnya mendingin.
Para pengguna siphon mempercayai bahwa hasil kopinya akan lebih tajam tetapi dengan aftertaste yang clean. Salah satu teknik yang menggunakan siphon dapat dilihat pada Japanese coffee.
5. French press
French press dipercaya sebagai alat seduh yang pertama kali populer di kafe di Perancis. Alat seduh ini sebenarnya cukup mudah untuk digunakan sehingga juga disarankan bagi home brewer yang ingin menyeduh kopinya sendiri di rumah.
Untuk menggunakan french press cukup memasukkan bubuk kopi dan sejumlah air panas sesuai dengan rasio yang diinginkan. Diamkan selama 2-3 menit hingga kopi terseduh dengan sempurna. Secara perlahan tekan bagian penyaring di tengah untuk memisahkan kopi dan ampas.
French press sekilas memiliki metode yang mirip dengan tubruk, bedanya pada akhir penyeduhan ampas kopi dan airnya akan dipisahkan. Metode yang satu ini biasanya cocok untuk menyuguhkan kopi yang lebih tebal dan kuat rasanya.
Baca juga: Menu 'All You Can Eat' Ternyata Berasal dari Budaya Romawi Kuno
(dfl/adr)