Berbeda dengan kafe kekinian pada umumnya, kafe berkonsep slow bar menawarkan pelayanan yang berbeda. Mulai dari teknik seduh hingga hospitality.
Belakangan ini kafe slow bar tengah banyak digandrungi anak-anak muda. Kafe slow bar pun sudah banyak ditemukan di berbagai daerah bersanding dengan kafe kekinian atau fast bar.
Meskipun kafe slow bar lebih cenderung minimalis, tetapi pelayanan yang diberikan barista kepada pengunjung sangat berbeda dengan saat ngopi di kafe kekinian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya, ada beberapa hal yang berbeda antara kafe slow bar dan fast bar. Perbedaan tersebutlah yang menjadi ciri khas tersendiri.
Berikut ini ciri-ciri kafe yang berkonsep slow bar:
1. Teknik seduh
![]() |
Sesuai dengan namanya 'slow bar', artinya teknik penyeduhan lebih lambat karena menggunakan teknik 'manual brew' atau seduh manual. Berbeda dengan kafe pada umumnya yang menggunakan mesin espresso.
Ada beberapa teknik manual yang biasa dipakai di kafe slow bar. Mulai dari aeropress, siphon, V60, French press, chemex, dan masih banyak lagi.
Namun, rupanya tidak semua slow bar menggunakan teknik seduh manual. Menurut Adi Taroepratjeka, instruktur Q-Grader Arabika, ada slow bar yang juga menggunakan mesin.
"Karena kalau buat rasa itu tergantung maunya seberapa kuat. Espresso pakai mesin itu stabil, kalau manual bisa lebih detail dan lebih lembut," tutur Adi Taroepratjeka saat dihubungi detikFood (07/08/24).
2. Ada interaksi dengan barista
![]() |
Ciri khas slow bar yang paling menonjol adalah adanya interaksi antar barista dan tamu. Adi Taroepratjeka menjelaskan bahwa slow bar tidak hanya sekadar menawarkan produk, tetapi pengalaman.
"Slow bar itu kan umumnya pakai manual brew. Proses penyeduhan yang memakan waktu, nah itu dimanfaatkan dengan berinteraksi dengan tamu," ujar Adi Taroepratjeka.
Bahkan, tak sedikit penikmat kopi yang rela merogoh kocek lebih dalam untuk bisa menikmati kopi dan berinteraksi dan saling berbagi, khususnya pengetahuan soal kopi.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Bahrel, owner dan barista di Long Road Coffee. Menurutnya, orientasi slow bar lebih kepada pelayanan kustomer.
"Jadi barista bisa bercerita deket sama kustomer, selain produk, kustomer bisa bercerita segala macem. Jadi, ada kedekatan tersendiri yang lebih intim," tutur Bahrel saat ditemui detikFood di kafenya yang berlokasi di kawasan Jakarta Barat (08/05/24).
Ciri-ciri slow bar ada di halaman selanjutnya.
3. Variasi menu
Di kafe fast bar pada umumnya memiliki banyak menu. Berbeda dengan slow bar yang variasi menunya jauh lebih sedikit. Slow biasanya hanya menawarkan 3-5 menu.
Itu pun, setiap harinya bisa berbeda-beda menu tergabung biji kopi apa yang sedang tersedia. Dalam interaksi, barista bisa menceritakan soal biji kopi dan seduhannya.
"Banyak interaksi tentang penyeduhan dan kopi di mana tiap kopi pasti memiliki cerita sendiri, mulai dari sejarah, karakteristik, harga. Dan itu diceritakan langsung di depan kustomer," lanjut Adi Taroepratjeka.
4. Tempatnya terbatas
![]() |
Kafe berkonsep slow bar memiliki area yang terbilang minimalis. Untuk mendapatkan sensasi ngopi dengan interaksi, kafe slow bar biasanya membatasi pengunjung yang datang.
Biasanya setiap kafe slow bar memiliki jadwal tersendiri kapan kafe tersebut membuka sesi. Setiap sesi biasanya bisa diikuti oleh 3-5 orang saja.
Selain kapasitas pengunjung, biasanya juga ada batas waktu. Namun, banyak juga kafe slow bar yang tidak membatasi waktu kustomer untuk bisa berlama-lama di kafe.
(raf/odi)