Sopir ojol ini kena komplain dari pembeli setelah melakukan hal tak terduga ketika mengantarkan makanan pesanan ke rumah pembeli. Ia dianggap tidak sopan.
Tak hanya di Indonesia, di luar negeri aplikasi ojek online (ojol) dan aplikasi jasa antar lainnya ramai digunakan untuk memesan makanan. Seperti di Singapura, layanan sopir ojol di sana lebih fokus untuk fitur pesan antar makanan.
Kehadiran aplikasi online serta sopir ojol tentunya memudahkan banyak orang dalam memesan makanan. Sayangnya ada pengalaman yang kurang mengenakan dialami salah satu pelanggan bernama Muhammad Haiqal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dilansir dari AsiaOne (27/04), Haiqal yang tinggal di kawasan Sengkang, saat itu memesan makan malam dari kedai prata yang tak jauh dari tempat tinggalnya via aplikasi Foodpanda. Tak berapa lama ia mendapatkan notifikasi bahwa makanannya sudah sampai di alamatnya.
Faktanya Haiqal tidak menggunakan fitur 'contactless delivery', sehingga dia cukup kaget karena driver ojol tersebut tak mengetuk pintu rumahnya untuk mengantarkan makanan secara langsung.
Namun yang membuatnya kaget sekaligus kecewa adalah ketika ia membuka pintu rumahnya, makanan pesanannya ternyata diletakkan di lantai oleh driver ojol tersebut. Parahnya lagi plastik makanan tersebut ditaruh tepat di samping sendal milik Haiqal.
"Padahal bisa saja sopir ojol itu menggantungkan plastik makanan saya di pintu atau pencet bel seperti sopir ojol lainnya," komplain Haiqal.
"Dari semua tempat yang tersedia, mengapa sopir ojol ini memutuskan untuk menaruhnya di samping sendal? Di mana dia belajar tata krama?" sambungnya.
Bukan tanpa alasan Haiqal komplain seperti ini, menurutnya makanan yang diletakkan di lantai dan dekat dengan sendal bisa membuat makanan tersebut terkontaminasi bakteri.
![]() |
Haiqal langsung melayangkan kritik atas sopir ojol tersebut ke Foodpanda. Pihak Foodpanda langsung meminta maaf atas pelayanan yang tak sopan tersebut.
"Ini adalah perilaku yang tak bisa diterima, kami ikut kecewa dengan kurangnya kesopanan serta profesionalisme dari mitra pengemudi. Kami akan menyelidiki masalah ini secara menyeluruh," tulis perwakilan Foodpanda.
Haiqal sendiri cukup kecewa karena pihak Foodpanda tidak menawarkannya refund atau penggantian makanan, karena mereka memutuskan untuk melakukan investigasi internal ke driver terkait.
"Cukup merugikan untuk konsumen karena ini berkaitan dengan kebersihan makanan, dan makanan ini kita bayar pakai uang hasil kerja keras kita," tutup Haiqal.
Di kolom komentar banyak netizen Singapura yang menceritakan pengalaman serupa saat pesan makanan.
"Saya pernah menunggu makanan tiba hingga satu jam lamanya. Ketika saya jalan ke arah pintu, saya lihat makanan pesanan saya ditaruh di lantai," komplain salah satu netizen.
"Driver dari Foodpanda memang sering melakukan hal seperti ini. Bahkan makanan pesanan saya pernah ditaruh lantai di depan pintu pagar saya," sambung netizen lainnya.
Meski terdengar sepele, tapi menaruh pesanan makanan di lantai termasuk tindakan yang melanggar.
Berdasarkan Undang-Undang Penjualan Pangan dan Undang-undang Kesehatan Masyarakat Lingkungan di Singapura, operator atau penyedia jasa bertanggung jawab untuk memastikan bahwa makanan yang mereka kirimkan dibawa dengan cara yang tidak membahayakan keamanan pangan.
(sob/adr)