Mengutip detikFinance (21/3/20210), kisah SilverQueen berawal dari pria berkebangsaan Burma keturunan Tionghoa, Ming Chee Chuang yang tinggal di Garut dan membeli perusahaan cokelat NV Ceres dari orang Belanda.
Pada tahun 1950-an, Chuang mengganti nama NV Ceres dengan PT Perusahaan Industri Ceres dengan produk awal biskuit wafer Ritz.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, biskuit tersebut diklaim oleh Nabisco Foods karena merek Ritz sudah ada lebih dulu sejak tahun 1949 yang juga didirikan oleh orang Belanda. Seakan tak terima, PT Perusahaan Industri Ceres tetap memilih memperjuangkan hak nama Ritz.
Akhirnya Ritz menjadi merek wafer kepunyaan Ceres. Baru lah bisnisnya memproduksi cokelat SilverQueen.
Untuk mengembangkan SilverQueen agar bisa diterima masyarakat tentu tidaklah mudah bagi Chuang. Sebagai orang yang bukan asli Indonesia, dia mengaku tak mendapat fasilitas yang se-enak asli orang Indonesia.
![]() |
Namun Chuang tak kehabisan akal untuk melakukan inovasi terhadap produknya. Salah satu upayanya adalah mencampurkan cokelat dengan kacang mede, yang kemudian dikemas menjadi cokelat batangan dan menjadi ciri khas SilverQueen pada masa itu.
Singkat cerita Silverqueen semakin berkembang dan semakin dikenal luas. Chuang pun semakin bertambah usia dan perkembangan perusahaan yang ia miliki harus dilanjutkan oleh generasi selanjutnya.
SilverQueen telah dijual di lebih dari 10 negara lain termasuk Thailand, Brunei, India, Korea Selatan, dan Vietnam.
(adr/odi)