Buka puasa bersama seolah sudah menjadi tradisi selama bulan ramadan. Faktanya tradisi berbuka puasa beramai-ramai tercatat menjadi warisan budaya oleh UNESCO.
Setelah berpuasa selama seharian penuh, waktu yang paling ditunggu oleh umat Muslim adalah kumandang azan magrib untuk berbuka puasa. Berbuka puasa seringkali tak sekadar diartikan untuk membatalkan puasa saja.
Berbuka puasa akan terasa lebih menyenangkan jika dilakukan bersama orang-orang terdekat yang dikasihi. Melepas lapar dan dahaga dengan percakapan hangat akan lebih menyenangkan dan membuat puasa esok hari lebih bersemangat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya di Indonesia, ternyata banyak juga komunitas hingga kelompok masyarakat di dunia yang kerap mengadakan buka puasa bersama. Bahkan keunikan budaya buka puasa bersama ini sampai tercatat sebagai warisan budaya oleh UNESCO.
Baca juga: 5 Kisah Istri Ngidam Tak Biasa, Ditipu hingga Minta Roti Buaya
![]() |
Melalui website resminya, UNESCO mencatatkan budaya berbuka puasa bersama menjadi daftar warisan budaya tak benda. Pencatatan ini secara resmi diakui sejak 2023 lalu dan diklaim sebagai budaya warisan milik seluruh umat Muslim di dunia.
Menurut observasi UNESCO, berbuka puasa diartikan sebagai tanda dari berakhirnya kesulitan berpuasa mulai dari fajar hingga matahari terbenam. Unsur budaya yang dilihat sebagai sebuah keunikan di sini adalah adanya upacara keagamaan seperti solat maghrib dan beberapa hiburan setelah berbuka puasa.
Hiburan yang dimaksud saat berbuka puasa ini mirip seperti acara-acara tambahan yang dilakukan pada ajang buka puasa bersama. Ada hiburan berupa musik, permainan ringan, proses menyiapkan dan menyajikan makanan tradisional, bahkan sampai pernikahan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, UNESCO juga membenarkan adanya praktik buka puasa bersama hampir di seluruh dunia. Banyak budaya dan komunitas masyarakat yang lebih memilih untuk melakukan buka puasa dengan membentuk perkumpulan.
![]() |
Disebutkan tujuan dari buka puasa bersama adalah mempererat solidaritas, sebagai eksistensi diri manusia sebagai makhluk sosial, hingga penggalangan amal. Tak hanya bagi Muslim tetapi praktik mencoba berpuasa pada bulan ramadan juga diakui UNESCO membuat banyak penganut agama lain yang penasaran untuk mencobanya.
Hal tersebut dibuktikan dari ramainya para konten kreator yang ingin mencoba menjalani puasa layaknya orang Muslim. Mulai dari konten kreator asal Korea Selatan, asal Jepang, dan berbagai negara lainnya.
Selain itu adanya pertukaran informasi dan perbincangan saat berbuka puasa bersama juga diakui sebagai proses transfer pengetahuan dari orang tua kepada anak muda. Hal ini yang disebut akan memperkuat komunitas Muslim di seluruh dunia secara turun temurun.
Saking menjadi perhatiannya, di beberapa belahan dunia berbuka puasa dianggap sebagai sesuatu yang istimewa dan didukung berbagai pihak. Pemerintah, LSM, hingga media besar akan ikut memeriahkan datangnya waktu berbuka puasa.
(dfl/adr)