Pemerintah Malaysia memanfaatkan vending machine untuk mencegah pekerja muslim melayani transaksi pembelian minuman beralkohol.
Masyarakat Malaysia dapat hidup berdampingan tanpa memandang agama dan ras. Namun, meskipun begitu ada beberapa larangan agama yang menjadi perhatian bersama.
Salah satunya larangan umat muslim yang tidak boleh berkaitan dengan minuman beralkohol. Meskipun mereka hanya karyawan supermarket yang hanya melayani transaksi pembelian minuman alkohol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut turut menjadi perhatian pemerintah dan dibahas dalam sidang parlemen, seperti yang dikutip dari Weird Kaya (07/03/24).
![]() |
Dalam sidang tersebut, anggota parlemen Pulai Suhaizan Kalat menanyakan apakah pemerintah mempunyai rencana untuk menerapkan mekanisme yang mencegah pekerja Muslim menangani alkohol.
Kemudian, pemerintah setempat berencana memanfaatkan vending machine untuk mencegah pekerja muslim agar tidak berhubungan dengan minuman alkohol.
Suhaizan Kalat mengatakan bahwa dirinya prihatin melihat pekerja muslim di toko-toko atau supermarket yang melayani transaksi pembelian minuman beralkohol.
Karenanya, ia mengusulkan agar Departemen Pembangunan Islam (JAKIM) bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk menyediakan mesin penjual otomatis khusus minuman beralkohol.
![]() |
"Cara ini dipakai agar para pekerja muslim tidak harus langsung menjual atau menyerahkan minuman beralkohol kepada pelanggan," tutur Suhaizan Kalat.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri di Departemen Perdana Menteri (Urusan Islam) Zulkifli Hasan mengatakan JAKIM akan mempertimbangkan usulan tersebut.
"Kami sangat mengapresiasi ide yang dikemukakan YB Pulai dan akan kami coba bawa untuk dibahas pada platform terkait," ujarnya.
Lebih lanjut, Zulkifli juga menambahkan bahwa JAKIM juga aktif membantu umat Islam yang ingin keluar dari industri yang menjual minuman beralkohol.
"Kami melakukannya dengan memberikan mereka bantuan keuangan sementara melalui pusat zakat dan dewan agama negara hingga mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layak melalui beberapa program," tutupnya.
(raf/adr)