3. Metode kopi omakase
Ada beberapa metode yang biasanya digunakan pada penyajian kopi omakase. Seperti slow drip, pour over, teknik menggunakan moka pot, atau french press untuk mengekstraksi rasa kopinya.
Metode manual brew sengaja diperuntukkan pada sistem omakase untuk menonjolkan rasa asli kopi itu sendiri. Di sini para pelanggan bisa berinteraksi langsung dengan barista selama proses penyeduhannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Barista yang talkative juga tidak akan keberatan untuk menjelaskan satu per satu tahapan proses penyeduhan. Bahkan sistem omakase juga memastikan para pelanggan mengawasi dengan baik kualitas kopi yang dipilihkan untuk penyajian.
4. Popularitasnya di luar negeri
![]() |
Jauh sebelum hadir di Indonesia, kopi omakase sudah terlebih dahulu diterapkan di kafe-kafe besar di luar negeri. Sesuai dengan asal istilahnya, kopi omakase pertama kali dipopulerkan di Jepang.
Kopi omakase mendapatkan pengaruh dari sebuah kafe yang bernama Mameya Kakeru di kota Koto, Tokyo, Jepang. Suasananya, racikan minuman, dan kualita pelayanan omakasenya begitu membekas bagi mereka yang telah mencoba penyajian kopi ini.
Setelah sukses di Jepang ternyata kopi omakase juga berhasil menguasai pasar kafe di Korea Selatan. Konon banyak orang yang berbondong-bondong mencari maupun kafe yang kini menghadirkan layanan kopi omakase di setiap sudut kota.
5. Kopi omakase di Indonesia
Tak kalah dengan negara lain, kopi omakase juga sudah merambah di Jakarta, Indonesia. Ada kafe yang secara khusus bahkan dinobatkan sebagai kafe kopi omakase pertama di Jakarta.
Di sini para pelanggan disambut dengan suasana yang tenang dan intim bersama baristanya. Semua kopi akan dipesan secara langsung kepada barista dan diseduh di hadapan pelanggan.
Salah satu yang bisa disambangi untuk mencicipi kopi omakase adalah Omacoffee Brewers di kawasan Cilandak. Tak ada banyak orang yang langsung diterima di sini, setiap sesi dengan durasi selama 1 jam hanya akan diisi oleh 4 peserta saja.
(dfl/adr)