Saprahan hingga Tumpengan, Ini 5 Tradisi Makan Bersama Khas Indonesia

Saprahan hingga Tumpengan, Ini 5 Tradisi Makan Bersama Khas Indonesia

Diah Afrilian - detikFood
Kamis, 29 Feb 2024 11:00 WIB
Makan Bajamba Selepas Prosesi Pelantikan Ketua Kerapatan Adat Nagari dan Bundo Kanduang di Kota Payakumbuh. Sumatra Barat. (Gilby Zahrandy/detikSumut)
Foto: Makan Bajamba Selepas Prosesi Pelantikan Ketua Kerapatan Adat Nagari dan Bundo Kanduang di Kota Payakumbuh. Sumatra Barat. (Gilby Zahrandy/detikSumut)
Jakarta -

Hampir di seluruh tanah air ada budaya makan bersama. Setiap suku dan daerah punya sebutannya masing-masing. Ini daftarnya!

Orang Indonesia terkenal dengan keramah tamahannya dan keakrabannya kepada orang di sekitar. Salah satu buktinya terlihat pada budaya makan bersama yang dilakukan di hampir seluruh daerah di Indonesia.

Biasanya makan bersama akan dilakukan pada perayaan acara tertentu, upacara, hingga sekadar mempererat silaturahmi. Budaya makan bersama banyak dilakukan di Sumatera, Sulawesi, Jawa, hingga Kalimantan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hanya saja setiap daerah memiliki ciri khas penyebutan dan caranya masing-masing. Agar lebih mengenal budaya tanah air sendiri, simak daftar tradisi makan bersama yang ada di Indonesia.

Baca juga: Kocak! Pesan Es Krim Jam 2 Pagi, Pembelinya Malah Dapat Menu Ini

ADVERTISEMENT

Berikut ini 5 tradisi makan bersama yang tersebar dari Sabang sampai Merauke:

Saprahan hingga Tumpengan, Ini 5 Tradisi Makan Bersama Khas IndonesiaPotret momen saprahan yang diparaktikkan di Kalimantan. Foto: Istimewa

1. Saprahan

Saprahan merupakan istilah yang digunakan oleh masyarakat Melayu di Pontianak untuk menyebut acara makan bersama. Saprahan dilakukan dengan membagi beberapa orang dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.

Di hadapannya akan disediakan nasi putih dengan berbagai lauk pauk pelengkap. Menu utamanya biasanya berupa semur daging, sayur paceri nanas, acar telur, sambal bawang, hingga air serbat khas Kalimantan.

Sebagai alas makannya ada selembar kain yang sengaja dibentangkan untuk kemudian diletakkan beberapa jenis makanan dan disusun rapi. Tak hanya bertujuan untuk makan tetapi tradisi ini dilakukan Kesultanan Pontianak untuk mempererat tali silaturahmi.

2. Manre Saperra

Pernah menjadi penelitian dari Universitas Cokroaminoto Palopo, manre saperra merupakan ajang mempererat kekeluargaan yang dilakukan masyarakat Luwu. Budaya manre saperra merupakan tradisi makan bersama yang dilakukan oleh orang Sulawesi.

Pada tradisi manre saperra seluruh masyarakat hingga pemangku adat akan berkumpul di tempat yang sama. Semuanya berkonsolidasi dan berbincang untuk menyelesaikan masalah yang terjadi maupun sekadar mempererat tali silaturahmi.

Setelah perbincangan selesai baru dilanjut dengan proses makan bersama. Upacara ini berharap seluruh masyarakat Sulawesi dapat ikut menikmati makanan enak bersama-sama tanpa ada yang tak diikutsertakan.

Tradisi makan bersama lainnya ada di halaman berikutnya.

3. Bajamba

Di sumatera masyarakatnya begitu akrab dengan tradisi bajamba. Bajamba adalah istilah untuk menyebut proses makan bersama baik laki-laki maupun perempuan dengan segala tingkatan berlaku di masyarakat.

Makan Bajamba ini secara harfiah memiliki arti makan di satu wadah secara bersama-sama. Tetapi ada aturan yang harus diperhatikan bagi mereka yang mengikuti bajamba baik laki-laki atau perempuan.

Para perempuan harus duduk bersimpuh dengan merapatkan kaki dan pahanya sementara laki-laki dianjurkan duduk bersila. Saat makan, para peserta makan bajamba juga hanya boleh makan makanan di hadapannya dan tidak menyentuh makanan orang lain.

4. Bedulang

Saprahan hingga Tumpengan, Ini 5 Tradisi Makan Bersama Khas IndonesiaMakan bersama di Belitung dikenal dengan istilah bedulang. Foto: Istimewa

Masyarakat Bangka Belitung mempercayai bahwa makan bersama dapat mempererat ikatan sosial. Tradisi ini kemudian dipraktikkan dengan istilah yang dikenal sebagai bedulang.

Pada tradisi bedulang, makanan yang sudah siap akan ditutup dengan tudung saji dengan isian yang sudah diatur sedemikian rupa. Di dalam tampak yang tertutup ada 6 jenis lauk khas Belitung seperti otak-otak goreng, tumis buncis dan wortel, teri goreng, dan masih banyak lagi.

Setiap makanan yang disimpan pada tudung saji diperuntukkan bagi 4 orang. Sebelum makan tudung saji harus dibuka oleh mereka yang lebih tua atau dituakan, sehingga masyarakat yang lebih muda harus bersabar.

5. Megibung

Menyebrang sedikit dari pulau Jawa, masyarakat Bali juga mengenal tradisi makan bersama. Di Pulau Dewata upacara seperti ini dikenal dengan istilah megibung yang berarti saling berbagi antara satu orang dengan yang lainnya.

Menurut catatan Pemkab Karangasem, megibung berawal dari anjuran raja yang mengajak prajuritnya untuk makan bersama saat istirahat dari peperangan. Kini tradisi megibung dimaksudkan untuk mempererat antara satu warga dengan kelompok sosialnya.

Aturan dalam megibung ditentukan bahwa setiap kelompok makan terdiri dari 8 orang dengan makanan yang sudah disiapkan. Semua peserta megibung harus duduk bersila dan melingkar sesuai dengan penjuru arah mata angin.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Kuliner 'Murmer' di Stasiun Tebet"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads