Penjual ikan di pasar malam ini diduga melakukan kecurangan. Ia menggunakan pewarna makanan untuk menghasilkan tampilan ikan lebih segar.
Tidak semua penjual makanan jujur menyajikan makanan dengan kualitas terbaik. Terkadang, beberapa dari mereka melakukan kecurangan demi kepentingan diri sendiri.
Menarik perhatian pelanggan dengan menyajikan makanan bervisualisasi indah tetapi faktanya, makanan itu punya kualitas yang buruk. Seperti sejumlah penjual ikan di Malaysia ini yang diduga memalsukan penampilan jualan ikannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut laporan Harian Metro, Kota Kinabalu City Hall (DBKK) telah melaporkan bila sejumlah penjual ikan di Inanam Night Market, Sabah, Malaysia menggunakan penambah warna makanan untuk menambah visual menarik pada ikan yang mereka jual.
Pengungakapan ini muncul setelah penyelidikan dilakukan oleh Departemen Kesehatan Lingkungan Kota Kinabalu (JKPB), dalam kemitraannya dengan Kantor Kesehatan Kota Kinabalu, lapor weirdkaya.com (22/02).
Investigasi pun dilakukan setelah unggahan di media sosial viral. Menunjukkan seorang penjual ikan di pasar malam itu sedang menambahkan pewarna merah ke dalam kotak styrofoam berisi ikan.
![]() |
Atas unggahan viral ini, akhirnya sebanyak 20 kios ikan di pasar malam itu menjalani pemeriksaan menyeluruh. Sampel ikan kemudian dikumpulkan oleh pegawai dari Kantor Kesehatan Kota Kinabalu untuk analisis lebih lanjut oleh Kementrian Kesehatan (MOH). Mereka akan menentukan apakah zat pewarna yang ditambahkan berbahaya atau tidak.
Sampai saat ini, belum ada laporan terkait isi tersebut. Apakah penjual menambah pewarna makanan berbahaya atau aman.
Sekalipun penjual menambah pewarna makanan yang aman untuk meningkatkan visual ikan, tetapi itu bukanlah ide yang bagus. Bisa saja kualitasnya tidak sebaik penampilan dan justru merugikan pelanggan.
![]() |
Terlebih, pewarna makanan tambahan mengandung bahan kimia yang juga bisa membahayakan kesehatan konsumen.
Melansir hallosehat.com, ada pewarna makanan yang dilarang untuk dikonsumsi. Misalnya pewarna auramin yang justru dapat berisiko menyebabkan kanker hati.
Rhodaom B sebagai pewarna makanan juga dilarang. Sebab, memiliki sifat karsinogenik atau berisiko memicu kanker. Jika Rhodamin B dikonsumsi, bisa sulit dicerna dalam saluran pencernaan dan menumpuk dalam lemak. Akibatnya, hati bekerja lebih keras dalam menetralisir zat berbahaya ini.
(aqr/adr)