Salah satu anggota mafia Yakuza di Jepang memutuskan untuk jualan minuman dingin di pinggir jalan. Penghasilannya capai Rp 94 juta setiap bulannya.
Jepang terkenal dengan organisasi kriminal bernama Yakuza. Organisasi ini sering disebut sebagai mafia Jepang yang melakukan banyak tindak kejahatan yang terorganisir.
Di seluruh Jepang terhitung ada lebih dari 180 ribu anggota Yakuza. Meski penuh dengan kesan menyeramkan, tapi ada beberapa anggota Yakuza yang memiliki usaha sampingan seperti pria penjual minuman soda di pinggir jalan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari Sora News (13/02), baru-baru ini ada seorang mafia Yakuza yang bermasalah dengan hukum. Anggota ini bernama Atushi Ogawa yang sudah mengawasi wilayah Asakusa sejak 15 tahun terakhir.
![]() |
Asakusa sendiri merupakan destinasi wisata populer di Tokyo yang sudah ada sejak dulu. Ada banyak tempat makan sampai tempat wisata seperti kuil-kuil yang bisa dikunjungi di sana.
Tak heran Atushi memutuskan untuk berjualan minuman soda dan minuman dingin lainnya di pinggir jalan. Padatnya laju pengunjung dan turis mancanegara di area jualannya, membuat dagangan minumannya laris manis.
Dalam sehari, Atushi bisa meraup keuntungan bersih sekitar 30.000 yen (Rp 3,1 juta). Jika ditotal dalam sebulan penghasilan bersih Atushi bisa mencapai 900.000 yen atau sekitar Rp 94 juta sebulan.
![]() |
Salah satu alasan mengapa Atushi bisa berjualan di wilayah Asakusa yang ramai dan populer tersebut, ternyata pria berusia 56 tahun ini merupakan anggota Yakuza dari keluarga Yaneya. Ia memiliki peringkat tertinggi di keluarga mafia tersebut dengan sebutan 'Katayama'. Sehingga Atushi ini sangat disegani dan dihargai di kawasan Asakusa oleh warga lokal.
Banyak orang yang takut dan tak mau mencari gara-gara atau mengusik Atushi, meski pria ini hanya berprofesi sebagai penjual minuman dingin kaki lima saja.
Sayangnya, rutinitas Atushi menjual minuman dingin harus terganggu karena ia terbukti mengancam dan memeras seorang warga yang menawarkan selebaran wisata Ninja di dekat jualan Atushi.
Menurut pengakuan sang korban, Atushi sudah memperingatkannya dan mengancam bahwa dia terlalu dekat menawarkan dagangannya dari tempat minumannya. Sehingga jika korban itu tetap nekat menyebarkan selebaran di sana, maka Atushi mewajibkan korbannya membayar 10.000 yen per bulan (Rp 1 juta).
![]() |
Karena dugaan pemerasan ini, Atushi langsung diamankan oleh pihak kepolisian. Meski Atushi membela diri dan mengatakan korbannya itu bersikap tidak sopan kepadanya.
Kasus inipun menarik perhatian netizen di Jepang, banyak netizen yang tak percaya bahwa anggota yakuza yang menyeramkan bisa berjualan minuman soda.
"Bagaimana bisa kita sampai ke tahap di mana anggota mafia seperti Yakuza berjualan minuman di pinggir jalan?" tanya netizen Jepang penasaran.
"Kalau saya jadi orang yang menyebarkan selebaran ninja itu, pasti saya akan khawatir. Masalahnya saya mengusik dagangan milik Yakuza," komen netizen.
"Apakah bisnis Yakuza baik-baik saja sampai salah satu peringkat tertinggi mereka berjualan minuman di pinggir jalan?" tanya netizen lainnya tak kalah penasaran.
Sosok mafia Yakuza yang berasal di Jepang sudah terkenal dan mendunia sampai sekarang. Organisasi kejahatan ini bahkan sering dibahas di film, budaya pop sampai dijadikan inspirasi video game. Bahkan di Jepang ada banyak restoran yang terkenal lewat video game Yakuza.
(sob/odi)