Kehadiran tikus di dapur hingga restoran dianggap menjijikkan dan membuat orang mual. Tapi berbeda di lima negara ini yang justru konsumsi daging tikus.
Sering dianggap sebagai hama yang menjijikkan, popularitas daging tikus berkembang jadi kuliner yang kian digemari. Terutama di lima negara yang ada di Asia ini.
Membicarakan daging tikus banyak orang yang menganggapnya sebagai makanan menjijikkan, hingga makanan yang bisa mendatangkan berbagai penyakit. Selama ini tikus identik sebagai hewan pembawa bakteri dan virus yang berbahaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, bagi orang-orang di negara Kamboja, Vietnam, hingga India. Tikus justru dianggap sebagai salah satu bahan makanan yang enak diolah menjadi berbagai hidangan, mulai dari sate, hingga jadi lauk untuk bekal makanan sehari-hari.
Dilansir dari berbagai sumber (12/02), berikut lima negara di Asia yang sejak dulu mengonsumsi daging tikus sebagai makanan yang enak.
1. India
![]() |
Biasanya kebanyakan makanan di India menggunakan daging ayam, kambing, hingga domba. Tapi ternyata di salah satu pasar tradisional yang ada Timur Laut India, daging yang laris dan banyak dicari orang adalah daging tikus.
Selama berpuluh-puluh tahun, tikus sudah menjadi hidangan sehari-hari di wilayah ini. Dengan mudah daging tikus dapat ditemukan di pasar tradisional, dengan kondisi yang masih segar. Sebelum dijual biasanya tikus sudah dikuliti atau dipanggang untuk membersihkan bulunya.
Bahkan para petani sengaja berburu tikus, untuk menjauhkan tikus dari tanaman mereka, serta untuk mencari uang tambahan dengan menjual tikus-tikus ini di pasar. Satu kilogram daging tikus dihargai sebesar 200 rupee (Rp 37.7000). Harga ini setara dengan harga daging ayam dan babi di India.
2. Vietnam
![]() |
Jika Vietnam terkenal dengan jajanan kaki limanya yang cukup berani, dengan menampilkan aneka serangga, ulat, hingga kalajengking yang dijadikan camilan populer. Negara ini juga suka menyantap daging tikus.
Bahkan ada beberapa wilayah di Vietnam yang terkenal dengan sajian daging tikusnya. Bahkan banyak restoran di Vietnam yang mulai memasok daging tikus, untuk dijadikan berbagai olahan.
Biasanya tikus yang diambil merupakan tikus sawah yang keluar ketika banjir tiba. Tikus-tikus ini kemudian dijual dengan kisaran harga mencapai Rp 60.000 per kgnya. Tikus sawah ini dinilai jauh lebih sehat dari tikus liar, karena mereka hanya berkeliaran di kebun saja.
3. Kamboja
![]() |
Negara-negara di wilayah Asia Tenggara memang memiliki segudang hidangan eksotik, yang sering dianggap ekstrem bagi sebagian orang. Di Kamboja, hidangan ekstrem seperti tikus, justru jadi makanan yang populer.
Di sana, orang-orang yang hidup di wilayah pedalaman Kamboja lebih senang menyantap daging tikus, dibandingkan mengonsumsi daging ayam atau sapi. Popularitas tikus sebagai makanan ini semakin meroket, terutama di Provinsi Battambang.
Tak hanya disulap jadi sate dan camilan kaki lima saja daging tikus ini juga umum digunakan sebagai lauk untuk bekal makanan. Banyak orang Kamboja yang menyebutkan bahwa rasa daging tikus ini enak, mirip seperti daging babi.
4. China
![]() |
China terkenal sebagai negara yang bisa menyulap hewan dan bahan apapun menjadi makanan yang digemari banyak orang. Banyak juga yang menyebutkan bahwa warga China, bisa memakan apapun yang ada di darat kecuali meja, memakan semua yang terbang kecuali pesawat, hingga memakan semua yang berada di laut kecuali kapal.
Sehingga menyantap daging tikus bukan lah hal yang aneh atau ekstrem lagi di sana. Bahkan popularitas daging tikus semakin populer, setelah video memasak tikus ini mulai dilihat banyak orang di YouTube.
Salah satu jenis tikus yang terkenal untuk dikonsumsi di China, ada tikus bambu. Berbeda dengan tikus got atau tikus liar, yang kotor dan penuh bakteri, tikus bambu ini memiliki rasa yang lebih enak, hingga daging tikus yang lebih terjamin kebersihannya.
5. Nigeria
![]() |
Di Afrika, beberapa komunitas punya tradisi makan tikus. Salah satunya di Nigeria. Jenis tikus yang dikonsumsi adalah tikus raksasa Afrika. Menurut masyarakat, rasa daging tikus lebih lezat ketika dimasak dengan cara dipanggang dan direbus.
Mojisola Oyarekua, dari Universitas Sains dan Teknologi Ifaki-Ekiti (Usti) Nigeria mengatakan tikus dianggap hidangan istimewa dan lebih mahal jika dibandingkan dengan daging sapi atau ikan. Orang-orang di Nigeria memilih makan tikus karena minimnya komoditas makanan. Mereka makan tikus karena terpaksa.
Simak Video "5 Penyakit Intai Warga Paris jika Hidup Berdampingan dengan Tikus"
[Gambas:Video 20detik]
(sob/odi)