Banyak bule datang ke Indonesia demi menjelajahi kuliner populer. Salah satunya bule ini yang membagikan pengalaman naik kereta cepat demi kulineran di Bandung.
Makanan Indonesia yang semakin mendunia membuat banyak orang asing tertarik mencicipinya langsung. Tidak heran semakin banyak turis asing rela datang ke Indonesia demi menjelajahi kuliner nusantara.
Salah satu bule yang sempat membagikan pengalaman makannya di Indonesia yaitu Max. Melalui video terbaru di YouTube Daily Max(09/02), bule ini menunjukkan pengalaman seru saat kulineran di Bandung. Menariknya, ia juga menunjukkan pengalaman pertama kali naik kereta api cepat Whoosh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bule asal Amerika itu naik Whoosh dari stasiun Halim. Karena terlalu cepat sampai, dia pun mencari makanan terlebih dahulu untuk mengganjal perut.
![]() |
Dirinya mengelilingi stasiun, mencari makanan yang paling pas. Sampai akhirnya, ia membeli satu bungkus Roti-O. Max pun lanjut membeli kopi es gula aren di Point Coffee dan makanan nasi siap saji.
Tidak lama setelah menikmati makanan yang dia beli, bule ini langsung menaiki kereta Whoosh menuju Bandung. Bule ini pun sempat salah turun stasiun, karena ia memilih Stasiun Kereta Cepat Tegalluar.
Oleh karena itu, dirinya perlu naik Taksi kurang lebih 45 menit untuk sampai ke kota Bandung. Beruntungnya, perjalanan yang cukup panjang ini terbayarkan dengan kenikmatan bakmi yang langsung ia kunjungi setelah sampai di Bandung.
Tempat pertama yang ia kunjungi adalah Mie Rica Kejaksaan. Di sana ia memesan mie rica, pangsit goreng, bakso udang goreng, dan es teh tawar. Dari tampilan saja Max sudah tergiur dengan mie ini.
Setelah diseruput, Max mengaku rasanya memang enak. Dagingnya gurih, dan cukup pedas. Tekstur mie nya juga pas.
Pangsit gorengnya juga disebut-sebut enak. Sampai Max mengungkap, "Saya tidak pernah makan pangsit goreng serenyah ini."
![]() |
Bakso goreng udang nya juga menurutnya enak karena isiannya padat dan juicy. Tekstur renyah membuat kenikmatan bakso udang ini bertambah. Semua pesanannya dihabiskan tanpa tersisa.
Malamnya, bule Amerika ini mampir ke sebuah area makan bernama Sudirman Street untuk mencicipi sejumlah makanan di sana. Ia sempat kewalahan karena terlalu banyak pilihan.
Setelah melihat-lihat, ia berujung mampir ke warung Sate Wibisana karena dari segi tampilan gerai sangat 'eye catching.' Ditambah menu sate yang ditawarkan menarik.
![]() |
Max memesan empat tusuk sate babi berukuran besar, satu nasi putih, dan sambal sebagai pelengkap. Sayangnya, dari segi tampilan, sate babi itu menurutnya kurang menggiurkan. Namun, ketika sate dimakan, ia cukup terkejut dengan rasanya.
"Wow, ini rasanya seperti sudah dimarinasi dan sangat empuk. Tapi ini lebih kering dari yang saya duga. Tapi saya suka rasa manis yang ada di bumbu ini."
Supaya rasa satenya lebih enak, Max pun menggabungkan antara nasi, sate babi, dan sambal yang tampak seperti sambal matah. Setelah menggabungkan keduanya, bule ini jauh lebih suka.
Namun, menurutnya tidak ada yang mengalahkan kenikmatan sate kambing.
"Itu buka sate terbaik yang pernah aku makan. Masalahnya, aku baru saja makan sate kambing dan sop kaki di Jakarta. Itulah yang aku suka."
Merasa kurang puas, Max mampir ke warung makan lainnya yang menjual Swike. Tanpa lama memilih, ia pun langsung memesan Swike kuah dengan nasi.
![]() |
Setelah makanan datang, Max langsung menyeruput kuahnya terlebih dahulu. Max tidak bisa mendeskripsikan rasa kuah kaldu ini, tetapi dia merasa ada rasa asin seperti kecap asin.
Ketika ia sudah mencicipi dagingnya. Menurutnya daging katak itu lembut dan tidak kering. Namun, sepertinya dia akan lebih suka jika kataknya digoreng tepung.
Sebelum pulang ke Hotel, bule ini mencari makanan yang manis sebagai penutup. Akhirnya dia mampir ke gerobak Pisang Goreng Papaday yang ramai diantre pelanggan.
![]() |
Max pun membeli pisang goreng cokelat, keju, susu dan membawanya pulang ke Hotel. Sampai di kamar, bule ini tidak mencicipinya di meja, tetapi di dalam bak kamar mandi.
Ketika dicoba, bule itu langsung menyukainya. Menurut Max, pisang ini sangat bertepung dan digoreng dengan tingkat kerenyahan yang pas. Namun, tetap rasa pisang ini masih kalah dengan roti bakar dan martabak manis yang pernah ia coba sebelumnya.
Pengalaman kulinernya di Bandung itu pun diakhiri dengan menikmati pisang goreng di bak mandi.
(aqr/adr)