Kenaikan harga makanan biasanya mengikuti harga bahan makanan di pasaran. Tapi berbeda dengan penjual sate ini yang tak mau naikkan harga sate dagangannya.
Banyak penjual makanan yang mau tak mau menaikkan harga makanan yang mereka jual agar bisa tetap berjualan. Kenaikan harga-harga makanan ini tentunya menyulitkan sebagian orang yang kesulitan untuk membeli makanan.
Meski bahan makanan terus melonjak naik, tapi penjual sate baik hati asal Malaysia ini tetap menjual sate mereka dengan murah. Per tusuknya, mereka hanya menjual di angka RM 0.70 (Rp 2.300).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari Weirdkaya (07/02), pasangan bernama Izzat Amir dan Noriza Heryati ini sudah berjualan sate sejak dua tahun yang lalu. Mereka berjualan di kawasan Taman Dato Lela Maharaja.
![]() |
Dagangan mereka cukup laris manis dan sehari bisa menjual lebih dari 800 tusuk sate.
Salah satu alasan mengapa sate mereka selalu ludes terjual karena harganya jauh lebih murah dibandingkan sate lainnya. Selain itu kualitas daging dan rasa sate buatan Noriza dan Izzat ini tetap enak meski harganya murah meriah, yaitu RM 0.70 (Rp 2.300) untuk satu tusuk sate sapi dengan potongan yang cukup besar.
Beberapa pembeli sempat terkejut saat tahu bahwa harga sate yang dijual pasangan ini sangat murah. Beberapa pengunjung bahkan menyarankan Noriza dan Izzat untuk menaikkan harga satenya. Mengingat kisaran harga sate di kawasan Rembau, Malaysia sudah di angka RM 1.50 (Rp 5.000) - RM 1.80 (Rp 6.000) per tusuk untuk sate sapi dan ayam.
Tapi Noriza dan Izzat ternyata memiliki alasan tersendiri mengapa mereka menjual sate dengan harga sangat murah. Mereka ingin memastikan semua orang bisa menyantap sate mereka.
![]() |
"Kami menyadari bahwa masih banyak orang yang kurang beruntung, seperti kami. Sebelum memulai usaha sate ini, suami saya hanyalah buruh pabrik," ungkap Norizati.
Mereka juga tak mau memberatkan para pembeli dengan harga sate yang dinaikkan. Noriza dan Izzat juga yakin bahwa meski keuntungan mereka tidak seberapa, tapi rezeki mereka tidak pernah terputus dan mensyukuri semua nikmat yang telah mereka terima.
Meski usaha mereka terbilang laris manis dan dibanjiri pembeli tapi Noriza dan Izzat tidak sombong sama sekali. Mereka tetap menjaga kualitas sate agar tidak mengecewakan para pembeli.
(sob/odi)