Ada banyak kue Imlek yang sering disajikan selama perayaan Tahun Baru China. Tentu yang paling populer adalah kue keranjang yang khas dengan tekstur legit dan manis.
Selain itu, masih banyak kue yang sering disajikan saat Imlek. Uniknya, banyak kue asal China yang sudah dianggap sebagai kuliner tradisional Indonesia. Bahkan makanan ini punya nama lokal yang mungkin berbeda-beda di setiap daerah.
Beberapa kue mirip juga mirip dengan makanan tradisional lainnya. Apa saja kue Imlek tersebut? Simak ulasan di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aneka Kue Imlek Indonesia
Berikut ini 7 kue Imlek yang sering dianggap seperti kuliner tradisional Indonesia:
1. Kue Ku
![]() |
Dilansir dari situs Chinatownology, kue ku bernama asli "ang ku kueh" yang berarti kue kura-kura merah. Dinamai demikian karena bentuknya seperti tempurung kura-kura dan umumnya berwarna merah.
Meski demikian, kue Imlek ini juga terkadang diwarnai berbeda untuk membedakan jenis isiannya. Selain kacang hijau, beberapa produsen memberi isian lain, seperti cokelat, kacang tanah, wijen, keju, dan sebagainya.
Kue ini juga dikenal sebagai kuliner tradisional di berbagai daerah. Namanya pun berbeda-beda, misalnya kue thok, kue kura-kura, kue mata kebo, bol jaran, dan kue citak.
Selain untuk Imlek, kue ku di China juga digunakan untuk sesaji dalam ritual keagamaan dan sebagai hadiah untuk kelahiran anak atau pada hari ulang tahun.
Filosofi dari kue ku adalah harapan agar berumur panjang. Harapan ini sesuai dengan bentuknya, yaitu kura-kura yang merupakan hewan berumur panjang.
2. Kue Lapis Legit
![]() |
Siapa tak kenal kue lapis legit? Kue ini sangat umum dijual di berbagai toko roti di Indonesia. Kue ini selalu tersaji di meja orang-orang keturunan Tionghoa di Indonesia saat Imlek.
Kue ini di China dikenal sebagai "qian ceng gao" atau "thousand layer cake". Meski sama-sama kue lapis, lapis legit di Indonesia agak berbeda dari yang ada di China.
Kue lapis legit di Indonesia lebih berwarna cokelat, legit, tapi agak padat. Sedangkan di China, kue ini berwarna putih dengan lapisan kuning kecokelatan.
Dilansir dari buku Multikulturalisme Makanan Indonesia oleh Unsiyah Anggraeni terbitan Kemdikbud, kue lapis legit yang ada di Indonesia ini sebenarnya lebih dekat dengan spekkoek khas Belanda.
Spekkoek ini lalu mendapatkan pengaruh dari warga lokal, sehingga menggunakan tambahan rempah-rempah seperti kapulaga, cengkih, bunga pala, kayu manis, dan adas manis. Kue ini kemudian populer di kalangan warga lokal, tak terkecuali masyarakat keturunan Tionghoa.
Bagi orang China, kue lapis memiliki makna tersendiri. Diharapkan dengan menyajikan kue lapis legit, rezeki mereka menjadi berlapis-lapis atau berlimpah sampai tahun-tahun berikutnya.
3. Kue Mangkok
![]() |
Kue Imlek berikutnya adalah kue mangkok yang juga dikenal di berbagai wilayah di Indonesia.
Dikutip dari penelitian di laman Institut Pariwisata Trisakti, kue mangkok termasuk hasil akulturasi China dengan budaya Indonesia. Kue ini mirip dengan bolu kukus.
Kue ini dibuat dari tepung beras, tepung terigu, dan tape singkong, kemudian diolah dengan cara dikukus. Disebut kue mangkok karena bentuknya mirip mangkok. Warna makanan ini cerah dengan rasa manis.
Di China, kue mangkok bernama fa gao. Fa berarti mengembang. sedangkan gao berarti kue. Fa gao adalah kue yang mengembang karena telah diberi ragi. Bagian atas kue ini mekar seperti mawar. Konon jika kelopaknya semakin banyak maka akan semakin banyak mendapatkan keberuntungan.
Di beberapa daerah di Indonesia juga mengenal kue mangkok yang menggunakan bahan gula jawa. Kue berwarna cokelat klasik ini sering disebut kue mangkok jadul.
4. Kue Bulan
![]() |
Kue bulan juga disebut dengan mooncake. Berdasarkan situs Travel China Guide, kue Imlek ini sudah ada sejak 3.000 tahun yang lalu di China, yakni pada masa Dinasti Shang (abad ke-17 SM - 1046 SM) dan Dinasti Zhou (abad ke-17 SM - 256 SM). Namun saat itu namanya adalah Taishi.
Kue ini mirip dengan pia, namun isinya adalah kacang merah. Yang menjadi ciri khasnya adalah dibuat dengan cetakan sehingga bagian atas kue ini berbentuk unik, seperti bunga mekar, dan sebagainya.
Di Indonesia, kue bulan juga tersebar di banyak daerah. Bahkan di Denpasar terdapat Festival Kue Bulan sebagai bentuk toleransi kepada masyarakat Tionghoa di sana.
5. Tang Yuan
![]() |
Kue Imlek berikutnya adalah tang yuan. Di Jawa, tang yuan disebut dengan ronde, yaitu makanan bulat dari tepung ketan yang di dalamnya berisi kacang atau wijen. Makanan ini lezat jika disantap bersama kuah jahe.
Makna dari sajian tang yuan di Tahun Baru Imlek adalah kebersamaan. Berdasarkan pengucapan kata 'tang yuan', terdengar mirip yong yuan yang berarti 'selamanya'.
6. Onde-onde
![]() |
Nama onde-onde tentu tak asing lagi bagi kita. Kue ini dikenal di berbagai daerah dan sering dihadirkan sebagai sajian kue Imlek. Onde-onde khas berbentuk bulat dengan wijen pada kulit luarnya. Isian di dalam onde-onde adalah kacang hijau yang lembut.
Kue ini ternyata berasal dari China, tepatnya pada masa Dinasti Zhou (1045 - 256 SM). Mulanya, onde-onde dibuat untuk disajikan kepada para tukang kayu dan tukang batu yang membangun istana.
Pada masa Dinasti Tang, kue ini disebut ludeui. Masyarakat China Utara mengenal onde-onde dengan sebutan matuan. Ada juga yang menyebutnya dengan ma yuan dan jen dai.
7. Kue Keranjang
![]() |
Nah, kue Imlek yang terakhir adalah kue keranjang yang pastinya semua sudah tahu. Kue berwarna coklat ini juga disebut sebagai dodol Cina, ada juga yang menyebut kue ranjang, atau kue bakul. Dilansir dari situs indonesia.travel, kue keranjang di China bernama nian gao.
Kue keranjang khas dengan tekstur yang lengket. Ini menjadi simbol dari kekeluargaan yang rukun, erat, dan tak terpisahkan. Kue keranjang sering disusun secara bertingkat karena melambangkan rezeki serta kemakmuran yang meningkat.
Dikutip dari situs China Highlight, sejarah kue keranjang dikaitkan dengan legenda Dewa Dapur. Kue keranjang menjadi persembahan licik kepada Dewa Dapur yang diyakini tinggal di setiap rumah.
Konon, Dewa Dapur setiap tahun membuat laporan kepada Kaisar Giok. Orang-orang menawarkan kue ini sebagai 'tutup mulut' agar dewa dapur memberi nilai baik kepada rumah mereka. Oleh karenanya, kue nian gao ini juga dipersembahkan sebelum tahun baru Imlek.
Demikian tadi 7 kue Imlek yang berasal dari China namun sudah sangat umum di Indonesia dan menjadi bagian dari kekayaan kuliner Nusantara.
(bai/inf)